Memang TOEFL itu bervariasi. Sekarang bukan
zamannya lagi TOEFL paper based test. Sekarang, dengan kemajuan teknologi, iBT
TOEFL telah “melanggang” buana. Tipe-tipe dalam iBT berbeda dari pBT (paper
based test). Hal ini karena, dalam internet based, semua aspek diujikan,
terlebih lagi speaking dan writing yang menantang.
Contohnya: kita disodorkan dua case, pertama
dari reading, yang memberikan suatu opini tertentu.
Kemudian kita disodorkan oleh listening, yang
membawa kita pada situasi yang berbeda (kontra atau mendukung) reading test.
Nah, inilah yang berbeda, dan dengan perbedaan ini kita harus lebih
meng-improve listening, writing, selain juga structure and written expression.
Na, selamat ber-TOEFL ria…!
SETIAP kali jadwal penerimaan mahasiswa
dimulai atau tawaran beasiswa studi di luar negeri dari institusi bergengsi
dibuka, para calon mahasiswa di seluruh dunia berbondong-bondong mengikuti
ujian bahasa Inggris TOEFL (Test of English as a Foreign Language). Itulah tes
kemampuan berbahasa Inggris yang diselenggarakan bagi orang-orang yang bahasa
ibunya bukan bahasa Inggris.
TOEFL
pertama kali diselenggarakan pada tahun 1963. Hingga saat ini, TOEFL
diselenggarakan di 165 negara dan puluhan juta orang telah mengikuti tes
tersebut. TOEFL mempunyai kedudukan yang sangat penting karena semua perguruan
tinggi di luar negeri, terutama negara-negara berbahasa Inggris, menjadikan
TOEFL sebagai salah satu syarat penerimaan mahasiswa. Biaya mengikuti tes TOEFL
sebesar 130 dollar Amerika.
TOEFL
ada dua macam, yakni International TOEFL dan Institutional TOEFL. International
TOEFL diselenggarakan oleh Kantor TOEFL di Amerika, dengan
menunjuk
badan-badan khusus yang tersebar di seluruh dunia. Saat ini, soal-soal
International TOEFL yang diselenggarakan di ibu kota negara sudah menggunakan
sistem komputer, namun di kota-kota lain masih menggunakan sistem kertas dan
pensil.
Institutional
TOEFL biasanya diselenggarakan perguruan tinggi atau lembaga bahasa Inggris
terkemuka, dengan mengacu soal-soal dari International TOEFL. Institutional
TOEFL juga masih menggunakan sistem kertas dan pensil. Walaupun soal-soalnya
sama, namun hasil tes Institutional TOEFL tidak diakui secara internasional.
Sebaiknya sebelum memutuskan mengikuti
International TOEFL, pastikan dulu pada pihak universitas atau pemberi beasiswa
apakah mereka menerima Institutional TOEFL. Jika ya, lebih baik mengambil
Institutional TOEFL karena biayanya jauh lebih murah, hanya 25 dollar Amerika.
Di Indonesia, salah satu penyelenggara Institutional TOEFL adalah Aminef.
BANYAK
orang menganggap soal TOEFL sangat sulit dan menjebak karena berbeda dengan
soal-soal di bahasa Inggris biasa (general English). Namun walau sulit, bukan
tidak mungkin mendapatkan nilai tinggi di TOEFL. Dengan persiapan yang baik dan
tahu strategi mengerjakan soal-soal TOEFL, maka peluang mendapatkan nilai
tinggi TOEFL sangat terbuka.
“Ujian
TOEFL memang sukar. Soalnya banyak yang mengecoh. Selain itu, waktu yang
tersedia sangat pendek. Dalam waktu 130 menit harus mengerjakan 140 soal dan
mengerjakan esai 300 kata dalam waktu 30 menit. Untuk ujian listening, peserta
ujian harus mengerahkan konsentrasi karena percakapannya sangat cepat, sering
tidak jelas, dan hanya diputar satu kali,” kata Danny R Cyssco, penulis buku
TOEFL dan Bahasa Inggris, dalam seminar “Keys to Succes in TOEFL” yang
diselenggarakan Toko Buku Gramedia, akhir Juli lalu.
Menurut
Cyssco, tidak bisa ujian TOEFL dilakukan dengan hanya belajar satu malam atau
satu minggu sebelum tes. Para peserta TOEFL harus mempersiapkan diri jauh-jauh
hari agar bisa mendapatkan nilai tinggi.
“Sebaiknya
ambillah kursus persiapan TOEFL untuk meningkatkan pemahaman bahasa Inggris.
Persiapan juga bisa dilakukan dengan mempelajari buku-buku TOEFL, mencoba
mengerjakan soal-soalnya, lalu mencocokkan jawabannya. Dengan sering mencoba
soal-soal tersebut, peserta menjadi terbiasa dengan jebakan-jebakan yang ada di
TOEFL,” ujar Cyssco.
Tambahnya, “Jika sudah biasa mengerjakan,
maka peserta tes tidak lagi merasa gugup dan grogi saat ujian. Sesiap apa pun
seorang peserta, jika perasaan tidak tenang maka dia bisa gagal dalam ujian
itu.”
Tes TOEFL terdiri dari empat bagian, yakni
listening (mendengarkan), structure and written expression (tata bahasa),
reading (memahami bacaan), dan writing (esai). Mendengarkan terdiri 50 soal dan
lamanya 35 menit. Tata bahasa mempunyai 40 soal yang harus dijawab dalam waktu
25 menit. Dan untuk mengerjakan 50 soal bacaan disediakan waktu 55 menit.
Sedangkan untuk esai, setiap peserta harus membuat karangan sepanjang 300 kata
dalam waktu 30 menit. Dalam menulis karangan ini, setiap peserta harus
memberikan argumentasi.
Karena
waktu yang disediakan sangat pendek sementara soalnya begitu banyak dan
menjebak, maka diperlukan strategi dalam mengerjakannya.
Menurut Cyssco ada
kiat-kiat umum yang bisa dilakukan oleh para peserta.
Pahami
perintahnya dengan baik. Dari tahun ke tahun, perintah yang ada dalam soal-soal
TOEFL selalu sama. Jadi hal ini bisa dipelajari sebelum mengikuti tes. Dengan
begitu, tidak perlu membuang waktu untuk membaca perintah soal.
Dengarkan
percakapan dengan seksama karena hanya diputar satu kali. Konsentrasilah pada
soal. Jangan bicara atau melihat ke sesuatu yang lain karena bisa membuyarkan
konsentrasi.
Pilihlah pertanyaan
yang mudah dulu. Jangan buang waktu untuk mengerjakan soal
yang
sulit. Biasanya, soal-soal TOEFL bertingkat, dari mudah ke sulit. Namun untuk
jawabannya, tidak ada model yang pasti. Maksudnya, setelah menjawab B empat
kali, maka jawaban berikutnya pasti D.
Jangan
sampai ada soal yang kosong karena sistem penilaian TOEFL bukan sistem penalti,
dikurangi bila memberikan jawaban salah.
Jangan
menyontek atau memberitahu teman. Jika ketahuan, maka panitia tidak segan-segan
mengeluarkan peserta itu dan melarang mengerjakan tes lagi.
SELAIN
ada kiat-kiat umum, tentu ada kiat khusus. Kiat khusus ini sangat berguna untuk
mengerjakan soal mendengarkan dan tata bahasa.
Kiat
khusus untuk soal mendengarkan. Duduklah di dekat pengeras suara, bukan di
dekat radio tape. Namun jangan duduk di depannya langsung, juga jangan dekat
tembok karena suara akan bergema.
Soal
mendengarkan terdiri dari tiga bagian. Masing-masing bagian memiliki kiat
khusus. Untuk bagian pertama, begitu mendengar percakapan, fokuslah pada
pembicara ke dua. “Biasanya jawabannya ada pada pembicara ke dua,” kata Cyssco.
Kemudian perhatikan struktur kalimat dan ekspresi dari pembicara. Misalnya
setuju, terkejut, tidak pasti, menyarankan, dan sebagainya.
Untuk bagian kedua, fokuskan pendengaran pada
kalimat pertama karena ide dari percakapan tersebut ada di situ. Buatlah
kesimpulan tentang situasi dan keadaan di mana percakapan itu terjadi. Misalnya
kapan, di mana, dan siapa. “Tetapi jangan buat catatan karena hal itu dilarang.
Jika tidak yakin tebak saja,” tegas Cyssco.
Untuk
bagian ketiga, bacalah dulu keempat jawaban dari masing-masing soal, lalu
pilihlah jawaban yang cocok dengan percakapan.
Strategi khusus yang bisa dipakai untuk soal
tata bahasa adalah memahami soal. Mulailah mengerjakan soal yang mudah, yakni
nomor 1-15. Setelah itu baru nomor 16-40. Pilihlah dua jawaban yang paling
mungkin, lalu pelajarilah. Jika masih tidak tahu mana jawaban yang benar,
tetaplah menjawab. Jika masih ada waktu, periksalah nomor-nomor akhir karena
itu yang sulit.
Satu
yang harus diingat, walau nilai TOEFL penting, yang lebih penting lagi adalah
pemahaman yang baik terhadap bahasa Inggris dan berani menggunakannya.