Pengetahuan
berbeda dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan adalah jawaban atas rasa ingin
tahu manusia yang bisa berbentuk fakta, konsep, atau prinsip. Fakta
adalah abstraksi dari kejadian atau gejala, konsep adalah kumpulan fakta, dan
prinsip adalah rangkaian konsep.
Sedangkan ilmu
pengetahuan memiliki ciri yang berbeda dengan pengetahuan, yaitu: diperoleh melalui cara atau metode ilmiah, memiliki
struktur yang logis, dan dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya. Selain itu,
ilmu pengetahuan juga memiliki norma, yaitu: orisinalitas, tanpa pamrih,
universalitas, skepticism, dan terbuka untuk umum. Dengan demikian,
dapat kita simpulkan bahwa ilmu pengetahuan diperoleh melalui kegiatan
penelitian ilmiah dan menghasilkan penjelasan ilmiah yang mempunyai sifat
khusus seperti sistematis, dapat diuji kebenarannya, dapat digeneralisasi, dan
mempunyai kemampuan menduga atau memprediksi.
Untuk
membedakan antara metode ilmiah (ilmu pengetahuan) dengan metode nonilmiah,
silakan Anda lihat Tabel berikut ini.
Metode Ilmiah
|
Metode
Nonilmiah
|
o
Permasalahan harus dirumuskan secara jelas, spesifik,
dan nampak variabel-variabel yang akan diteliti
|
o
Permasalahan sering tidak jelas, tetapi bersifat umum
dan sumir
|
o
Jawaban yang diberikan terhadap permasalahan harus
didukung dengan data
|
o
Jawaban apapun tidak perlu didukung dengan data
|
o
Proses pengumpulan data, analisis data, dan penyimpulan
harus dilakukan secara logis dan benar
|
o
Tidak ada proses pengumupulan data, dan analisis data,
meskipun mungkin ditutup dengan suatu kesimpulan
|
o
Kesimpulan siap diuji oleh siapa pun yang meragukan
validitasnya
|
o
Pengujian terhadap kesimpulan bioleh dilakukan atau
tidak tanpa membawa akibat berarti bagi kesimpulan pertama
|
o
Hanya digunakan un tuk mengkaji hal-hal yang dapat
diamati, dapat diukur, emperik
|
o
Boleh saja digunakan mengkaji hal apapun termasuk yang
paling misterius, supranatural, dan dogmatis
|
Berbeda
dengan ilmu pengetahuan alam, seperti Fisika, Biologi, Kimia, Matematika yang
objek kajiannya sudah jelas. Sedangkan dalam ilmu sosial objek penjelasan
ilmiahnya adalah perilaku sosial, yaitu segala aktivitas manusia dalam
lingkungannya, baik lingkungan sosial, politik, budaya, maupun ekonomi.
Pengertian mengenai ilmu-ilmu sosial
tidak selalu sama di kalangan para ahli. Ada pandangan yang mengatakan bahwa
yang dapat dimasukkan dalam kelompok ilmu sosial hanyalah disiplin ilmu yang
mempergunakan dan menghasilkan teori yang lebih eksak (pasti), misalnya ekonomi
atau sosiologi yang bersifat matematis. Ada pula pandangan yang berpendapat
bahwa linguistik , misalnya, dapat dimasukkan dalam kelompok ilmu sosial.
Dengan demikian, objek penelitian ilmu sosial di atas umumnya sudah pernah
dialami dalam kehidupan sehari-hari. Suatu hal yang
perlu digarisbawahi adalah bahwa yang diteliti adalah perilakunya, bukan yang
berperilaku (manusianya).
Dalam melakukan
suatu penelitian perlu ditentukan pendekatan dan metode penelitian apa yang
digunakan. Pendekatan penelitian berhubungan dengan jenis informasi apa yang diperlukan, dari siapa informasi dikumpulkan, dan bagaimana informasi dikumpulkan,
sedangkan metode penelitian berhubungan dengan cara apa yang dipilih untuk mengumpulkan data. Meneliti semua
penduduk yang ada di suatu negara berarti kita melakukan sensus. Sedangkan meneliti sejumlah penduduk di suatu negara
berarti melakukan survai. Sensus dan
survai adalah dua contoh ’pendekatan penelitian’. Baik sensus maupun survai
dapat dilakukan dengan metode wawancara, atau dengan mengirimkan sejumlah
pertanyaan atau yang biasa disebut
dengan kuesioner. Wawancara dan kuesioner adalah dua contoh ’metode
penelitian’.
Pendekatan dan
metode penelitian ini bisa berbeda antara peneliti satu dengan peneliti
lainnya, walaupun sama-sama berasal dari disiplin ilmu yang sama. Misalnya, dua
orang pakar administrasi negara yang melakukan penelitian mengenai pokok
masalah yang sama dapat menyajikan hasil yang berbeda karena masing-masing
mempergunakan pendekatan yang berbeda.
Memutuskan
pendekatan penelitian mana yang akan dipilih tergantung pada jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apakah informasi yang kita perlukan sudah tersedia?
- Mengapa kita memerlukan informasi?
- Populasi seperti apa yang hendak kita terangkan?
- Sumberdaya apa sajakah yang kita miliki dan dapat kita kerahkan?
Dalam melakukan
penelitian, ada beberapa pendekatan penelitian yang dapat dipilih. Pendekatan-pendekatan
penelitian tersebut antara lain:
1. Pendekatan penelitian historis, digunakan jika suatu
penelitian
bertujuan untuk
membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematik dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, melakukan
verifikasi, dan melakukan sintesa bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan
memperoleh kesimpulan yang kuat.
2. Pendekatan penelitian
deskriptif, seringkali juga disebut dengan penelitian survai , yang dipilih jika peneliti
bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang semata-mata melakukan akumulasi data dasar dalam cara
deskriptif, tidak mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis,
membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi. Penelitian yang dapat
dimasukkan ke dalam pendekatan penelitian ini adalah penelitian survai dan
sensus.
3. Pendekatan penelitian
perkembangan, dipilih jika penelitian bertujuan untuk menyelidiki pola
dan perurutan pertumbuhan dan atau perubahan, faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan variabel yang diteliti, dan bagaimana faktor-faktor tersebut
saling berhubungan. Penelitian perkembangan memusatkan perhatian pada
perkembangan variabel-variabel penelitian tersebut selama beberapa bulan atau
tahun. Penelitian perkembangan juga biasa disebut dengan nama penelitian longitudinal.
4. Pendekatan penelitian
kasus dan penelitian lapangan, dipilih jika penelitian bertujuan untuk
mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi
lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang
hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik mengenai unit
tersebut. Dibanding dengan penelitian survai yang cenderung untuk meneliti
sejumlah kecil variabel pada unit yang besar, studi kasus cenderung meneliti
sejumlah unit kecil tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang
besar jumlahnya.
5.
Pendekatan
penelitian korelasional, dipilih jika suatu
penelitian bermaksud untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada
suatu variabel penelitian berhubungan dengan variasi-variasi pada satu atau
lebih variabel penelitian lain. Hubungan antar satu variabel dengan satu atau
lebih variabel lain itu tidak bersifat sebab-akibat.
6.
Pendekatan
penelitian kausal komparatif, dipilih jika suatu penelitian bertujuan untuk meneliti
kemungkinan hubungan sebab-akibat antara variabel penelitian satu dengan
variabel penelitian lainnya, dengan cara meneliti akibat yang ada dan mencari
kembali faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya.
7. Pendekatan penelitian eksperimental sungguhan (true experimental
research), yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk meneliti
kemungkinan saling hubungan sebab-akibat antara variabel satu dengan variabel
lainnya, dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental
dengan satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu
atau lebih kelompok kontrol yang tidak disertai kondisi perlakuan.
8. Pendekatan penelitian
ekesperimental semu (quasi
experimental research), mirip penelitian eksperimental , tetapi dilakukan
karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi
semua variabel yang relevan.
9. Pendekatan penelitian kaji tindak (action research), dipilih jika suatu penelitian bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru
atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan
langsung pada dunia kerja atau dunia aktual lainnya.
No comments:
Post a Comment