Permasalahan utama yang harus
dapat dijawab dalam pengendalian persedian adalah 2 pertanyaan besar yaitu:
- Berapa banyak yang harus dipesan dan
- Kapan harus memesan.
Jawaban
pertanyaan pertama kita menyebutnya jumlah pesanan (order quantity) sedangkan
pertanyaan kedua tergantung dengan sistem yang akan kita gunakan yaitu periodic
review atau continuous review.
Pengulasan Periodik (periodic review) kita melakukan pemesanan dalam
jangka waktu yang tetap, sedangkan pengulasan kontinyu kita mencari kapan titik
pemesan kembali dicapai pada kondisi ini jumlah yang dipesan adalah tetap.
Dalam EOQ, terdapat tiga macam biaya yang mempengaruhi, yaitu :
¨
Biaya pemesanan (Ordering
dan Procurement Cost)
Biaya pemesanan merupakan total biaya pemesanan dan
pengadaan bahan sehingga siap untuk dipergunakan atau diproses lebih lanjut. Contoh biaya ini adalah biaya pengangkutan,
pengumpulan, penyusunan dan penempatan
di gudang
¨
Biaya penyimpanan (Holding
Cost atau Carrying Cost)
Biaya ini timbul karena perusahaan menyimpan persediaan.
Biaya ini sebagian besar merupakan biaya penyimpanan (secara fisik), disamping
pajak dan asuransi barang.
¨
Shortage Cost
Biaya ini timbul apabila ada permintaan terhadap barang
yang kebetulan sedang tidak tersedia di gudang. Shortage cost yang timbul berupa biaya ekstra untuk membuat barang
yang dipesan juga berupa berkurangnya good
will pelanggan.
Sekarang, bagaimana rumus EOQ ?
Rumus EOQ adalah :
|
Dimana : Q = Jml
pemesanan yang optimal
Cs = Biaya
pemesanan setiap pesan R = Jumlah kebutuhan dlm 1 tahun
C i = Biaya penyimpanan setiap unit
P adalah biaya pemesanan
setiap kali pesan. Jangan dikalikan lagi dengan banyaknya barang yang dipesan
C adalah biaya penyimpanan
tiap unit, jangan dikalikan lagi dengan banyaknya barang yang dipesan.
Dengan Potongan Harga
Di dalam praktek, penjual biasanya
menawarkan potongan harga apabila pembeli membeli dalam jumlah yang besar. Potongan semacam ini disebut quantity discount. Penawaran semacam ini
memang kelihatannya sangat menarik dan menguntungkan karena harga per unit
barang menjadi lebih murah. Namun, apakah benar penawaran ini selalu
menguntungkan ? Memang keuntungan kalau membeli dalam jumlah besar adalah harga
lebih murah, biaya pesan lebih murah, tidak ada kekurangan stok, juga biaya
pengangkutan menjadi lebih murah karena tidak terlalu sering. Tetapi, pembelian
dalam jumlah besar mempunyai kelemahan, yaitu biaya penyimpanan menjadi lebih
mahal, banyak modal harus diinvestasikan, serta besar kemungkinan barang
menjadi rusak karena disimpan terlalu lama. Sekarang, mari kita pelajari
bersama apa komplikasi dengan adanya potongan pembelian.
Pendekatan perbandingan biaya
Dianggap bahwa permintaan dan waktu
tunggu penyediaan tetap dan diketahui. Pendekatan yang pertama dengan jalan membandingkan biaya pada tingkat jumlah pesanan ekonomis
dengan biaya yang telah memperhitungkan potongan. Rumus untuk jumlah biaya persediaan (total inventory cost) ialah sebagai
berikut :
(TC) =
Dimana :
(TC) = jumlah
biaya persediaan setahun
R = jumlah
permintaan barang
C = biaya per unit barang (biaya bisa berarti
harga, kalau barang harus dibeli
Q = jumlah pesanan ekonomis, agar jumlah biaya
minimum
I = biaya
penyimpanan, dapat juga sebagai persentase dari rata-rata persediaan, merupakan
persentase tertentu dari biaya atau harga per unit barang.
S = biaya
pemesanan per pesanan (set up cost)
Perhatikan contoh berikut :
Suatu
perusahaan membeli barang A dari seorang produsen. Barang yang dibutuhkan
sebanyak 400 unit(=jumlah permintaan). Biaya per unit barang tersebut adalah
Rp. 50,000,00. Biaya penyimpanan sebesar 10% dari rata-rata harga, biaya
pemesanan = Rp. 40.000,00 per pesanan.
Pihak
produsen menawarkan apabila pembelian sebanyak 100 unit atau lebih, akan diberi
potongan harga.
a.
Hitung jumlah pesanan ekonomis tanpa memperhatikan
potongan harga !
b.
Apakah tawaran potongan harga dapat diterima
Jawab !
- Q =
=
= 80 unit
Jadi jumlah pesanan yang
ekonomis adalah 80 unit
- Perhitungan jumlah biaya persediaan, tanpa dan dengan potongan harga
(perhatikan
rumus TC diatas)
Tanpa potongan harga
·
Biaya
pembelian barang A 50.000(400) = 20.000.000
·
Biaya
penyimpanan (80:2) (50.000) (0,1) = 200.000
·
Biaya
pemesanan =
200.000
Jumlah
biaya persediaan = 20.400.000
Dengan potongan harga 5 %
·
Biaya
pembelian barang A 50.000(400)(0,95) = 19.000.000
·
Biaya
penyimpanan (100:2) (0,95x50.000) (0,1) = 237.500
·
Biaya
pemesanan =
160.000
Jumlah biaya persediaan = 19.397.500
Dari
kedua perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa :
Biaya
persediaan dengan membeli 80 unit tanpa potongan sebesar Rp. 20.400.000.
Dengan
potongan 5 %, maka biaya persediaan menjadi Rp. 19.397.500. ingat, disini telah
diberikan potongan harga 5 % jika membeli minimal 100 unit. Jadi Q menjadi 100
bukan 80. Biaya per unit barang (harga) menjadi 0,95 x Rp. 50.000 (dipotong 5%
dari harga Rp. 50.000) = Rp. 47.500,00.
Dengan
demikian, karena total biaya persediaan lebih murah dengan adanya potongan
harga, maka sebaiknya potongan harga tersebut dapat diterima.
Nah,
sekarang Anda telah dapat membandingkan biaya yang dikeluarakan apabila
menggunakan potongan harga dengan tanpa potongan harga.
No comments:
Post a Comment