1. Keterkaitannya dengan Manajemen
Perusahaan
adalah sebuah organisasi yg memproses perubahan keahlian & sumber daya
ekonomi menjadi barang dan/atau jasa yg diperuntukkan bagi pemuasan para
pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya. Studi
kelayakan perusahaan (studi kelayakan proyek/studi kelayakan bisnis) adalah
penelitian tentang dpt tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek
investasi) dilaksanakan dgn berhasil. Proyek adalah suatu pendirian usaha baru
atau pengenalan sesuatu (barang maupun jasa) yg baru ke dlm bauran produk yg
sudah ada selama ini.
Terdapat
perbedaan pengertian tentang keberhasilan bagi pihak yg berorientasi profit &
pihak yg berorientasi nonprofit. Pihak yg berorientasi profit mengartikan
keberhasilan suatu proyek dlm arti terbatas. Sedangkan pihak yg berorientasi
nonprofit (misalkan pemerintahan, yayasan & lembaga nonprofit lainnya) mengartikan
keberhasilan dlm kaitannya dgn seberapa besar manfaat yg telah diperoleh oleh
masyarakat luas.
Studi
kelayakan perusahaan menilai keberhasilan suatu proyek dlm 1 keseluruhan
sehingga semua faktor harus dipertimbangkan dlm suatu analisis terpadu yg meliputi
faktor-faktor yg berhubungan dgn aspek-aspek sbb:
a.
Analisis
aspek pemasaran, meneliti kesempatan pasar yg ada & prospeknya serta
strategi-strategi pemasaran yg tepat utk memasarkan produk atau jasa proyek.
b. Analisis aspek teknis, menilai apakah
secara teknis proyek layak utk dilaksanakan. Dlm analisis ini akan diteliti
berbagai alternatif yg berkaitan dgn kebutuhan & penyediaan tenaga kerja,
kebutuhan fasilitas infrastruktur & faktor-faktor produksi lainnya.
c.
Analisis
aspek keuangan, menilai kelayakan proyek ditinjau dari profitabilitas komersial
& kemampuannya utk memenuhi kebutuhan dana & segala konsekuensinya.
d. Analisis aspek manajemen, menilai
kualitas & kemampuan orang-orang yg akan menangani proyek serta bagaimana
mendesain struktur organisasi yg tepat.
e.
Analisis
aspek hukum, meliputi segala aspek hukum yg relevan bagi kelangsungan proyek.
f.
Analisis
manfaat proyek bagi perekonomian nasional, meneliti sejauh mana sumbangan atau
nilai proyek terhadap perekonomian nasional.
Objek
dari Proyek
Proyek
diartikan sebagai proyek investasi, yaitu suatu rencana utk menginvestasikan
sumber daya-sumber daya yg bisa dinilai secara cukup independen. Dilihat dari
status kepemilikannya, proyek dibagi menjadi 2 jenis, yaitu proyek pemerintah &
proyek swasta (termasuk proyek asing). Ditinjau dari alasan pendirian &
tujuannya, terdapat 2 jenis proyek, yaitu yg berorientasi profit & yg
berorientasi nonprofit.
Apabila
proyek-proyek investasi yg dilaksanakan merupakan investasi yg sehat, yaitu yg
secara ekonomis menguntungkan maka dgn meningkatnya skala proyek & jumlah
dari proyek-proyek tersebut, kegiatan ekonomi akan meningkat pula. Dgn
dilaksanakannya proyek-proyek investasi yg berkaitan dgn industrialisasi,
diharapkan akan memberikan manfaat : (Bryce, 1960)
a.
Menambah
pendapatan nasional
Berdasarkan
asumsi bahwa industrialisasi memberikan nilai tambah yg lebih tinggi daripada
bidang pertanian & bidang ekstraksi lainnya maka pelaksanaan proyek-proyek
industri atau industrialisasi akan dpt meningkatkan pendapatan nasional. Selain
itu, adanya peningkatan jumlah & ragam output (produk atau jasa yg
dihasilkan) juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b. Memantapkan stabilitas penerimaan valuta
asing & pendapatan nasional sendiri
Memantapkan stabilitas
penerimaan valuta asing & pendapatan nasional sendiri dpt dilakukan
melalui:
1) Diversifikasi ekspor
2) Memproduksi barang-barang substitusi
impor
c.
Membuka
lapangan kerja baru
Dilaksanakannya
proyek-proyek investasi berarti menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini
diharapkan dpt membantu mengatasi masalah pengangguran.
d. Memanfaatkan bahan baku lokal
Bahan baku lokal
yg melimpah, misalnya kayu hasil hutan, yg sebelumnya diekspor dalam bentuk
aslinya bisa ditingkatkan nilai tambahnya.
Selain
manfaat dari pelaksanaan industrialisasi di suatu negara, perlu diperhatikan
pula kesalahan-kesalahan yg sering dilakukan negara berkembang dlm usahanya
melakukan industrialisasi, yaitu:
a.
Pelaksanaan
proyek-proyek yg secara ekonomis tdk layak atau tdk menguntungkan. Hal ini
sering terjadi pada proyek-proyek pemerintah.
b. Kegagalan menciptakan kondisi ekonomi yg
tepat. Kegagalan ini umumnya disebabkan oleh pengerjaan proyek-proyek yg
sebenarnya belum saatnya utk dilaksanakan. Artinya, bagi negara yg bersangkutan
proyek tersebut sebenarnya belum saatnya dikerjakan karena belum mampu.
c.
Terlalu
memaksakan dilaksanakannya pembangunan suatu jenis industri.
Cara utk menghindari kesalahan-kesalahan dari
industrialisasi tersebut antara lain dgn mengadakan studi kelayakan dgn
seteliti-telitinya terhadap setiap ide proyek sebelum proyek yg bersangkutan
dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan utk memperoleh gambaran tentang
proyek-proyek yg bersangkutan di masa yg akan datang. Selain itu, studi
kelayakan dilakukan utk menghindari hal-hal yg belum diperhitungkan, baik faktor-faktor
pendukung maupun penghambat.
2. Kaitannya dgn Manajemen &
Ketidakpastian
a.
Studi
kelayakan perusahaan utk perencanaan
Sebelum membuat
keputusan investasi, para investor akan mengadakan studi mengenai proyek yg
bersangkutan dgn sebaik-baiknya utk mendapatkan gambaran tentang prospek atau
kemungkinan-kemungkinan dari proyek yg akan dilaksanakan.
b. Studi kelayakan perusahaan utk
pengorganisasian & pengadaan staf
Di dlm
pengorganisasian ini, manajer memutuskan posisi-posisi yg perlu diisi serta
tugas-tugas & tanggung jawab yg melekat pada setiap posisi tersebut. Dari
analisis aspek teknik & aspek manajemen, seorang manajer dpt memutuskan
kualitas pekerja yg sebaiknya tersedia utk menduduki posisi dlm organisasi.
c.
Studi
kelayakan perusahaan utk pengarahan
Utk memperlancar
pelaksanaan proyek agar tujuan yg diinginkan bisa tercapai, umumnya tugas-tugas
yg akan dilakukan diuraikan dlm suatu daftar yg agak fleksibel, termasuk
cara-cara utk memotivasi pekerja. Dgn memahami kebijakan umum & tujuan
jangka panjang yg telah digariskan perusahaan, yg antara lain bersumber dari
studi kelayakan, manajer dpt memberikan pengarahan kepada bawahannya.
d. Studi kelayakan perusahaan utk
pengawasan
Dalam
melaksanakan pengawasan, manajer membutuhkan pedoman utk menentukan sejauh mana
pekerjaan telah dilaksanakan & kemajuan yg telah dicapai dlm mewujudkan
tujuan. Studi kelayakan menyajikan pedoman dlm bentuk
anggaran. Sejauh mana penyimpangan pelaksanaan dari rencana yg telah disusun
dlm studi kelayakan akan dpt segera diketahui. Apabila perlu, sejauh mana
kemajuan yg telah dicapai dpt dibandingkan dgn sasaran yg telah digariskan dlm
studi kelayakan.
e.
Kaitan
studi kelayakan perusahaan dgn ketidakpastian
Dlm penilaian studi
kelayakan proyek, perusahaan perlu menyadari bahwa proyeksi atau peramalan-peramalan
memiliki kemungkinan tdk tercapai. Hal ini terjadi disebabkan oleh faktor
ketidakpastian dlm proses pengambilan keputusan. Risiko bisa didefinisikan
sebagai kenyataan yg ada kondisinya lebih buruk dibandingkan dgn peramalannya
atau seluruh penyimpangan dari yg diharapkan. Kadar ketidakpastian proyek akan mempengaruhi intensitas
dari studi kelayakan. Semakin sulit utk
memperkirakan penjualan, biaya, aliran kas, dll akan semakin hati-hati seseorang dlm melakukan studi
kelayakan. Misalnya, bagi proyek-proyek yg menghasilkan produk baru umumnya
relatif sulit dlm memperkirakan proyeksi penjualannya. Berbagai cara ditempuh
utk mengatasi ketidakpastian ini. Misalnya, dgn analisis sensitivitas, tafsiran
konservatif.
B. Penilaian Usaha & Manfaat Studi
Kelayakan
Tahap penilaian dlm kehidupan proyek adalah waktu yg
diperlukan oleh seseorang atau sekelompok penilai objektif yg memungkinkan utk
menemukan kelemahan-kelemahan proyek guna mendapatkan kesimpulan yg objektif
bahwa proyek bisa dilaksanakan atau tdk. Dasar penilaian proyek adalah bahwa
proyek akan berhasil jika sehat dlm semua aspek yg dinilai.
Secara umum, analisis proyek bertujuan utk memperkirakan
tingkat keuntungan yg dpt dicapai melalui investasi dlm suatu proyek agar tdk
terjadi pemborosan sumber daya sehingga dpt menghindari proyek-proyek yg tdk
menguntungkan. Tujuan lain adalah utk mengadakan penilaian terhadap kesempatan
investasi yg ada sehingga pihak-pihak yg berkepentingan dpt memilih alternatif
proyek yg paling menguntungkan, guna menentukan prioritas investasi.
Penilaian proyek memiliki tekanan yg
berbeda-beda, yaitu antara usaha pencari laba & usaha bukan pencari laba.
- Penilaian bagi Usaha Pencari Laba
Semua
proyek yg semata-mata merupakan usaha pencari laba umumnya telah direncanakan
dgn seksama sebelumnya dgn mempertimbangkan seteliti-telitinya untung &
ruginya, yaitu dgn menitikberatkan penilaian sehat pada aspek komersial, teknis
& keuangan. Inilah sebabnya mengapa pengertian keberhasilan bagi usaha
pencari laba disebut sebagai pengertian terbatas, yaitu terbatas pada manfaat
ekonomis (komersial). Artinya apakah proyeknya dipandang cukup menguntungkan
apabila dibandingkan dgn resikonya.
- Penilaian bagi Usaha bukan Pencari Laba
Usaha bukan pencari laba biasanya ditangani sepenuhnya
oleh pemerintah sekalipun tdk menutup kemungkinan pihak swasta atau kerja sama
antara swasta & pemerintah utk
menanganinya. Usaha-usaha yg dipandang perlu utk ditangani sepenuhnya oleh
pemerintah biasanya terjadi pada saat pihak swasta tdk mampu atau tdk mau
menanganinya karena pertimbangan komersial, di mana usaha tersebut penting bagi
perekonomian nasional. Proyek-proyek tersebut al:
a.
proyek-proyek industri yg dilaksanakan utk melindungi
masyarakat dari monopoli swasta. Misalnya, proyek penyediaan listrik, air, gas,
minyak bumi, irigasi, industri berat, pengangkutan jarak jauh, dll.
b.
proyek-proyek industri utk keperluan strategi & pertahanan negara
c.
proyek-proyek yg memiliki prioritas ekonomi nasional
tinggi. Misalnya, pembangunan proyek-proyek yg berkaitan erat dgn pembangunan
proyek lain. Contohnya, pembangunan pabrik semen sehubungan dgn pembangunan yg
akan atau sedang dilakukan serta pembangunan pabrik pupuk kaitannya dgn
pembangunan proyek irigasi. Hal ini sering terjadi pada tahap awal pembangunan
suatu negara. Dlm perkembangannya, swasta diberi kesempatan pula utk menangani
proyek-proyek tersebut (pabrik semen, pupuk)
d.
proyek-proyek yg berjangka panjang, berisiko tinggi, & menjanjikan
keuntungan (return) yg belum pasti tinggi
e.
proyek-proyek yg membutuhkan modal relatif besar. Proyek
yg bermodal besar dlm arti memerlukan modal pembiayaan besar akan dihadapkan
pada kewajiban pembayaran angsuran & bunga yg besar pula
karena pembiayaan proyek-proyek tersebut tdk mungkin dilakukan sepenuhnya dgn
modal pemilik proyek. Hal tersebut berkaitan pula dgn risiko keuangan yg
tinggi, yaitu risiko tdk terbayarnya bunga & angsuran. Risiko
inilah yg sedapat mungkin dihindari oleh swasta
f.
proyek-proyek baru. Swasta biasanya tdk memiliki
inisiatif & keinginan utk
memasuki industri yg belum mereka kenal. Sekalipun berdasarkan studi kelayakan,
proyek yg bersangkutan memiliki keuntungan komersial yg baik, namun tdk adanya
pengalaman yg memadai membuat sektor swasta enggan menanganinya
Pengusulan proyek oleh instansi pemerintah bertujuan utk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Proyek-proyek utk memenuhi persediaan barang & jasa tertentu, proyek-proyek yg mampu menciptakan
kesempatan kerja, proyek-proyek perbaikan tingkat pendidikan & kesehatan atau perbaikan dlm sistem & struktur, merupakan proyek-proyek yg cenderung diusulkan
& ditangani oleh
pemerintah & biasanya
proyek-proyek semacam ini tdk semata-mata bertujuan utk mencari laba atau
keuntungan.
- Manfaat Studi Kelayakan bagi Pihak-pihak yg Berkepentingan
Pihak-pihak yg berkepentingan dgn analisis proyek dlm
kaitannya dgn pembuatan studi kelayakan perusahaan merupakan pihak-pihak yg bisa
memanfaatkan hasil studi kelayakan perusahaan.
a.
Manfaat
bagi investor
Investor dlm hal ini bisa suatu lembaga domestik atau
asing, bisa pula individu pemilik modal domestik maupun asing. Investor adalah
orang atau lembaga yg memiliki sejumlah dana & menanamkan dananya secara langsung dlm suatu proyek
investasi dgn mendapatkan kompensasi berupa dividen. Investor dlm Perseroan
Terbatas disebut pemegang saham. Dgn menanamkan dananya secara langsung di dlm
kegiatan investasi, investor bisa berperan aktif dlm pengendalian & pengoperasian perusahaan.
Investor (sebagai pemilik perusahaan nantinya atau
sebagai pemegang saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut.
Pengertian prospek di sini adalah tingkat keuntungan yg diharapkan akan
diperoleh dari investasi tersebut beserta risikonya. Ada hubungan yg positif
antara tingkat keuntungan & risiko investasi. Semakin tinggi risiko investasi
semakin tinggi tingkat keuntungan yg diminta oleh para investor.
Apabila studi kelayakan dilakukan oleh calon investor itu
sendiri, fungsinya adalah utk meyakinkan dirinya bahwa keputusan investasi yg
akan dilakukan adalah keputusan yg telah diperhitungkan dgn matang & proyeknya akan menghasilkan keuntungan yg memadai.
Jika studi kelayakan dilakukan oleh pemilik proyek yg
masih membutuhkan penanam modal lainnya, fungsinya adalah utk menarik minat
penanam modal lain & meyakinkan para calon penanam modal tersebut bahwa proyek
memiliki prospek keuntungan yg baik. Jadi, calon penanam modal tdk perlu ragu utk menanamkan dananya
dlm proyek tersebut.
Penyusunan studi kelayakan oleh pihak ketiga, misalnya
konsultan, dilakukan karena berbagai pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan
tersebut antara lain adalah ketidakmampuan pemilik proyek melakukan studi
kelayakan (misalnya karena proyek berskala besar sehingga membutuhkan
orang-orang yg berpengalaman dalam melakukan studi proyek) atau agar penilaian
proyek bisa dilakukan seobjektif mungkin karena dilakukan oleh pihak ketiga yg
independen.
b. Manfaat bagi kreditor
Kreditor dlm kaitan dgn pembangunan proyek-proyek
menengah & besar, biasanya
bank, bank pembangunan atau lembaga keuangan bukan bank, baik domestik maupun
asing yg pendiriannya sah menurut hukum & peraturan yg berlaku di negara tempat bank atau lembaga
keuangan bukan bank tersebut berada. Kreditor memerlukan studi kelayakan proyek
karena ia harus menilai prospek proyek guna menentukan akan memberikan pinjaman
pembiayaan atau tdk. Kreditor asing, misalnya
Bank Dunia, perlu mengadakan penilaian terhadap proyek yg diajukan utk
mendapatkan bantuan keuangan, utk memutuskan apakah pinjaman akan diberikan
atau tdk.
Studi kelayakan atau dlm lingkungan perbankan disebut dgn
penilaian proyek atau penilaian kredit, bertujuan utk menilai proyek yg
diajukan utk memperoleh permohonan pinjaman. Biasanya studi kelayakan terhadap
proyek tersebut dilakukan sendiri oleh bank atau lembaga keuangan bukan bank,
atau jika dilaksanakan oleh konsultan, konsultan yg ditunjuk adalah yg telah
direkomendasi oleh bank atau lembaga keuangan yg bersangkutan. Jadi, keputusan
dicairkan atau tidaknya pinjaman akan didasarkan pada standar penilaian & kebijaksanaan masing-masing bank atau lembaga keuangan
bukan bank. Sekalipun perlu dicatat bahwa pertimbangan dlm pengambilan
keputusan disetujui atau tidaknya suatu permohonan kredit semata-mata tdk hanya
dilihat profitabilitas komersialnya, melainkan juga profitabilitas ekonomi
nasional & faktor-faktor lain.
Hal ini dikaitkan dgn fungsi bank sebagai bank komersial sekaligus sebagai bank
pembangunan.
Sebagai investor, kreditor juga tdk mengharapkan proyek
gagal. Perbedaannya, kepentingan kreditor dgn proyek terbatas selama periode
utang belum lunas, sedangkan investor memiliki kepentingan selama modalnya
tertanam di proyek, atau selama hidup proyek.
Para kreditor akan lebih memperhatikan segi keamanan dana
yg akan dipinjamkan. Dgn demikian, mereka mengharapkan agar pembayaran bunga & angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan oleh pemilik
proyek tepat pada waktunya. Karena itu, para kreditor sangat memperhatikan pola
aliran kas selama jangka waktu pinjaman. Namun tdk berarti para kreditor tdk memperhatikan prospek
usaha tersebut, melainkan mereka lebih memperhatikan periode pengembalian
pinjaman.
Salah satu bentuk kreditor adalah Lembaga Keuangan
Pembangunan. Lembaga Keuangan Pembangunan memiliki tujuan menyediakan dana
pinjaman jangka panjang & menengah bagi investasi produktif. Lembaga Keuangan
Pembangunan merupakan kombinasi antara lembaga perantara keuangan & lembaga pembangunan. Sebagai lembaga keuangan, tugas
utamanya adalah memindahkan modal lokal & asing, terutama yg bersifat jangka panjang. Sebagai
lembaga pembangunan, kegiatan perantaraannya mengandung dimensi yg lebih luas,
artinya lembaga pembangunan tersebut harus menyalurkan modal kepada
proyek-proyek yg mempunyai nilai kelayakan & manfaat yg tinggi, ditinjau dari segi kepentingan
nasional. Bantuan pembiayaan kepada suatu usaha atau proyek harus langsung dihubungkan
dgn tingkat optimasi dampak proyek terhadap usaha-usaha pembangunan negara
secara keseluruhan. Kombinasi dari tujuan ganda, yaitu keuntungan & manfaat sosio-ekonomis, merupakan falsafah dari suatu
lembaga keuangan pembangunan. Lembaga keuangan pembangunan tersebut & lembaga-lembaga keuangan lain berkepentingan dlm
mengevaluasi proyek sehubungan dgn pengambilan keputusan pemberian bantuan
keuangan.
c.
Manfaat
bagi pemerintah
Pemerintah terutama lebih berkepentingan dgn manfaat
proyek bagi perekonomian, yaitu apakah proyek membantu menghemat devisa,
menambah devisa atau memperluas lapangan kerja. Manfaat tersebut terutama
dikaitkan dgn penanggulangan masalah-masalah yg sedang dihadapi pemerintah. Pemerintah
mengadakan penilaian terhadap proyek-proyek utk membantu dlm pengambilan
keputusan pemberian kemudahan fasilitas-fasilitas terhadap proyek. Misalnya,
pemberian keringanan pembebasan pajak, subsidi, jaminan, & insentif lain. Pemerintah akan memberikan berbagai kemudahan fasilitas
agar banyak pengusaha swasta yg tertarik menangani proyek sejenis. Artinya,
proyek-proyek yg diperkirakan akan memberikan sumbangan besar terhadap
masyarakat akan diprioritaskan pelaksanaannya oleh pemerintah dgn memberikan
berbagai kemudahan fasilitas.
Sebaliknya, apabila tingkat profitabilitas komersial
proyek jauh lebih tinggi daripada profitabilitas ekonomi nasionalnya, berarti
terlalu banyak dana yg tertanam dlm proyek-proyek yg dimanfaatkan oleh beberapa
orang saja, misalnya para pengusaha proyek yg bersangkutan & bukan dimanfaatkan oleh masyarakat banyak. Tindakan
pemerintah utk meningkatkan profitabilitas ekonomi dari proyek semacam itu
antara lain dgn mengeluarkan larangan impor bagi barang-barang tertentu,
meningkatkan bea masuk barang-barang impor & tindakan-tindakan lain utk mencegah tingginya
pengeluaran devisa.
Selain itu, penilaian proyek membantu pemerintah
memutuskan pengalokasian devisa, yaitu yg akan mengalokasikan utk mengimpor
barang-barang modal, bahan penolong atau bahan baku. Penilaian proyek oleh pemerintah juga dimaksudkan utk
membantu pengambilan keputusan di dlm menentukan pemberian pinjaman oleh
pemerintah kepada proyek, ikut serta dlm patungan (joint-ventures) atau
menanamkan dananya langsung sebagai pemegang saham dlm suatu proyek pemerintah.
d. Manfaat bagi pihak manajemen perusahaan
Studi kelayakan dpt dibuat baik oleh pihak eksternal
maupun internal (perusahaan itu sendiri). Hal ini merupakan upaya dlm rangka
merealisasi ide & berujung pada
peningkatan laba perusahaan. Sebagai pihak yg menjadi project leader, tentunya pihak manajemen perlu mempelajari studi
kelayakan utk mengetahui berapa dana yg perlu dialokasikan, rencana pendanaan
dari investor, & dari kreditur.
e.
Manfaat
bagi tujuan pembangunan ekonomi
Dlm penyusunan studi kelayakan, perlu juga dianalisis
manfaat yg akan didapat & biaya yg akan
ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Studi kelayakan yg
dibuat perlu dikaji demi tujuan pembangunan ekonomi nasional.
C.
KRITERIA KEPUTUSAN
1.
Kriteria Intensitas Faktor
Negara-negara berkembang biasanya memiliki sumber tenaga
kerja yg melimpah, yg sebagian besar tdk mendapatkan pendapatan yg sesuai dgn
kemampuannya atau terlalu banyak tenaga kerja yg mengerjakan suatu pekerjaan
dibanding yg seharusnya sehingga sering terdengar istilah pengangguran tdk
kentara. Di lain pihak, negara-negara berkembang sering kekurangan sumber modal
utk investasi. Melihat
kondisi tersebut tdk heran kalau kriteria keputusan investasi yg digunakan
menitikberatkan pada seberapa jauh penggunaan tenaga kerja dalam proyek.
Semakin banyak tenaga kerja yg digunakan dlm proyek, semakin tinggi nilainya
bagi perekonomian nasional.
Berdasarkan kriteria ini, pemerintah suatu negara
sebaiknya memberikan prioritas pembangunan bagi proyek-proyek yg memanfaatkan
faktor surplus, yaitu tenaga kerja & mengurangi faktor defisit, yaitu modal (kapital).
Kriteria ini memiliki kelemahan, yaitu harus
diikuti asumsi “faktor-faktor lain dianggap tetap, tdk terpengaruh oleh
faktor-faktor yg dijadikan sebagai kriteria”. Padahal dlm kenyataannya keadaan
tersebut sulit terpenuhi. Jadi, penggunaan faktor surplus sulit dijadikan
sebagai kriteria tunggal tanpa mempertimbangkan akibatnya, terutama dampak
negatifnya terhadap faktor-faktor lain, misalnya produktivitas rendah yg
kemungkinan besar akan mengurangi nilai proyek itu sendiri.
Walaupun kriteria intensitas faktor sulit diterapkan, dlm
arti tdk bisa dijadikan sebagai satu-satunya kriteria keputusan investasi,
tetapi keputusan investasi akan lebih realistis jika selain menggunakan
kriteria intensitas faktor, kriteria-kriteria lain juga dipergunakan. Selain
itu, dgn membandingkan satu proyek yg intensif tenaga kerja dgn proyek lain yg
intensif modal akan dpt dinilai kelemahan & kelebihan dari masing-masing proyek apabila dikaitkan
dgn proyek secara keseluruhan.
2.
Kriteria Luas & kompleksitas proyek
Semakin luas suatu proyek, semakin kompleks pula
permasalahan yg dihadapinya. Luas & kompleksitas tersebut meliputi permasalahan yg
dihadapinya, yaitu meliputi aspek keuangan, produksi, keuntungan yg diperoleh & aspek-aspek lainnya. Contoh dari luas & kompleksitas proyek ditinjau dari aspek keuangan adalah
usaha penjahitan kecil yg modalnya cukup diambil dari kantong pemilik
perusahaan sendiri. Pendirian proyek yg lebih besar, misalnya perusahaan
pakaian jadi utk ekspor, membutuhkan modal dlm jumlah besar yg tdk cukup hanya
dipenuhi dari pemilik saja melainkan ada kemungkinan perusahaan membutuhkan
kredit ekspor atau memerlukan mitra usaha atau bahkan modal langsung dari
masyarakat melalui pasar modal. Hal ini tentu saja menunjukkan semakin
kompleksnya masalah & risiko yg dihadapi oleh proyek yg semakin besar.
Secara umum pada tahap-tahap awal pembangunan suatu
negara, dukungan atau prioritas yg lebih besar sebaiknya diberikan kepada usaha
kecil yg menerapkan teknik produksi sederhana & mampu memberikan keuntungan secara cepat. Keputusan
investasi industrial yg lebih kompleks baru akan dilaksanakan beberapa waktu
kemudian setelah masyarakat siap utk melaksanakannya.
3.
Kriteria Pendapatan Valuta Asing/Devisa
Salah satu pertimbangan bagi keputusan dilaksanakannya
suatu proyek adalah seberapa besar penghematan devisa yg akan diperoleh dari
produk-produk yg dihasilkan jika proyek tersebut merupakan produk substitusi
impor, atau seberapa besar pendapatan devisa yg diperkirakan dpt diraih & ekspor produk yg dihasilkan proyek. Kriteria pendapatan
devisa diterapkan dgn mempertimbangkan hal-hal berikut.
a.
Krisis cadangan devisa akan mengancam kelangsungan
pembangunan jangka panjang suatu negara sehingga proyek-proyek yg secara
komersial tdk layak pun bisa diterima asal memberikan devisa yg relatif tinggi
atau proyek tersebut paling tdk bisa mengatasi kesulitan devisa.
b.
Jika proyek-proyek yg selama ini ada dinilai dlm jangka
panjang tdk mampu menghasilkan devisa yg cukup bagi negara yg bersangkutan,
perhatian akan dialihkan pada pembangunan proyek-proyek yg memberikan
pendapatan devisa atau menghemat devisa.
Sebagaimana kriteria-kriteria sebelumnya, kelemahan dari
kriteria ini adalah tdk melihat & mempertimbangkan dampaknya bagi perekonomian secara
keseluruhan yg tdk hanya berkaitan dgn 1
atau 2 faktor saja, tetapi
juga berhubungan dgn berbagai faktor yg saling mempengaruhi.
4.
Kriteria Profitabilitas Komersial
Berbeda dgn kriteria-kriteria sebelumnya yg hanya
mempertimbangkan 1 aspek dari proyek
industrial, kriteria profitabilitas komersial yg memperhitungkan berbagai
faktor, lebih dpt diterima secara keseluruhan. Kriteria tersebut digunakan oleh
investor swasta, pemerintah, & lembaga-lembaga keuangan, baik swasta maupun pemerintah.
Dlm hal ini, perkiraan profitabilitas komersial ditunjukkan oleh laba bersih
(yg diharapkan) setelah pajak.
Penggunaan kriteria profitabilitas komersial utk menilai
proyek-proyek industri sangat disarankan karena kriteria ini cenderung bersifat
objektif & telah
memperhitungkan biaya sebagai salah satu faktor penting. Apabila informasi yg
akurat mengenai permintaan atau pasar, harga, produksi, & biaya telah diperoleh, profitabilitas komersial dpt
dihitung dgn mudah, yaitu dgn menggunakan prosedur akuntansi atau membuat
laporan keuangan. Profitabilitas
komersial juga bisa dipergunakan utk membandingkan berbagai alternatif
investasi yg dihadapi investor swasta. Bagi pemerintah yg hendak menangani
proyek secara langsung, dlm arti ingin menginvestasikan dananya ke dlm suatu
perusahaan negara, profitabilitas dpt dipakai sebagai perkiraan prestasi
keuangan dari perusahaan negara yg akan dilaksanakan.
Profitabilitas komersial yg digunakan utk menilai
kelayakan proyek masih merupakan suatu estimasi atau perkiraan yg tdk lepas
dari unsur penyimpangan. Ada 3
bagian dasar yg menentukan profitabilitas komersial, yaitu estimasi biaya
proyek, estimasi biaya produksi, & estimasi penerimaan penjualan. Apabila terdapat
kesalahan pada salah satu estimasi tersebut, perhitungan tingkat pengembalian
investasi juga akan salah. Sebaliknya, apabila estimasi tentang profitabilitas
komersial dibuat dgn teliti & menerapkan prinsip yg konservatif, perkiraan
profitabilitas komersial akan lebih akurat & dpt dipakai sebagai dasar penilaian yg baik terhadap
prospek proyek, terutama bagi proyek komersial.
Pada sisi lain, utk kebijakan perencanaan pembangunan dan/atau bagi proyek-proyek yg memerlukan bantuan pemerintah
(dana atau lainnya), sebaiknya kriteria profitabilitas komersial tdk digunakan
sebagai satu-satunya pertimbangan dlm pengambilan keputusan, melainkan perlu
dilengkapi pula dgn kriteria profitabilitas ekonomi nasional.
5.
Kriteria Profitabilitas Ekonomi Nasional
Kriteria profitabilitas ekonomi nasional merupakan
kriteria yg paling tepat utk mengukur nilai bersih suatu proyek bagi
perekonomian nasional. Profitabilitas ekonomi nasional adalah rata-rata tingkat
pengembalian investasi (rate of return) bersih dari suatu investasi
dalam hubungannya dgn perekonomian nasional. Perhitungan profitabilitas ekonomi nasional selain
memperhitungkan biaya & laba ekonomis juga memperhitungkan biaya & manfaat nonekonomis yg sering tdk diperhitungkan,
meskipun kenyataannya sangat dibutuhkan utk menilai kelayakan suatu proyek
sehingga sumbangan proyek tersebut bagi perekonomian nasional akan dpt
diketahui dgn lebih akurat.
Metode yg paling sederhana utk menilai profitabilitas
ekonomi nasional adalah mendasarkan pada perhitungan profitabilitas komersial,
yg kemudian akan disesuaikan dgn kondisi-kondisi yg memerlukan penyesuaian.
Meskipun memiliki kelebihan jika diterapkan dgn benar, yaitu dpt memperlihatkan
nilai sebenarnya dari suatu proyek terhadap perekonomian nasional, namun
kriteria profitabilitas ekonomi nasional masih tdk sempurna. Perhitungan profitabilitas
ekonomi nasional, sama seperti dlm perhitungan profitabilitas komersial, juga
tdk luput dari kesalahan-kesalahan perhitungan. Selain itu kriteria ini jarang
digunakan karena tdk begitu dikenal masyarakat atau mungkin karena kurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap kegunaan kriteria profitabilitas ekonomi
nasional, meskipun hal ini tdk boleh terjadi.
6.
Kriteria Pemilihan Proyek
Kedua kriteria sebelumnya, yaitu profitabilitas komersial
& profitabilitas
ekonomi nasional adalah kriteria yg sangat berguna utk menganalisis proyek
secara objektif & sistematis, kriteria
pemilihan proyek didasarkan pada kedua kriteria tersebut ditambah dgn
pertimbangan-pertimbangan kualitatif. Kriteria ini dipergunakan pada waktu
mengambil keputusan menghadapi berbagai alternatif proyek. Proyek apa yg harus
didahulukan & proyek apa yg
sebaiknya ditunda pelaksanaannya.
Kelemahan dari digunakannya kriteria ini adalah apabila
pertimbangan-pertimbangan kualitatif di luar pertimbangan ekonomis mendominasi
pengambilan keputusan. Misalnya, faktor-faktor politik, kelembagaan,
kebiasaan-kebiasaan sosial, & kepercayaan. Faktor-faktor tersebut bisa menjadi faktor
penghambat jika masyarakat & pelaksana proyek belum siap menciptakan iklim usaha yg
mendukung proyek, dlm arti proyek belum saatnya dilaksanakan tetapi dipaksakan
utk dijalankan. Sebaliknya, faktor-faktor tersebut dpt menjadi faktor pendukung
bagi pelaksanaan suatu proyek, dlm arti bahwa pelaksanaan proyek disesuaikan
dgn kondisi masyarakat setempat sehingga proyek yg dilaksanakan akan didukung
masyarakat.
No comments:
Post a Comment