Indonesia adalah negara yang unik dan dilimpahi kekayaan
budaya yang luar biasa. Banyak tradisi menarik dari Sabang sampai Merauke yang
menimbulkan decak kagum. Salah satunya adalah tradisi-tradisi Ramadan dari 6
daerah di Indonesia, berikut ini:
Tradisi Dugderan, Semarang
Jantung kota provinsi Jawa Tengah ini memiliki tradisi yang
unik pada bulan Ramadan yang disebut dugderan. Dalam tradisi tersebut digelar
sebuah pasar malam yang menjual aneka produk lokal mulai dari pakaian hingga
mainan.
Disebut dugderan karena berasal dari suara tabuhan bedug
yang apabila diucapkan terdengar 'dug' dan 'der' seperti sebuah meriam yang
bersahutan. Umumnya, bunyi tabuhan bedug ini menandai bahwa bulan suci Ramadan
telah dimulai. Biasanya, di Semarang tradisi ini dimulai seminggu sebelum bulan
puasa dimulai, dan diakhiri sehari setelah bulan puasa selesai.
Tradisi Balimau, Sumatra Barat
Masyarakat di Sumatra Barat menyambut bulan suci Ramadan
dengan tradisi Balimau. Disebut 'Balimau' sendiri dari istilah Minangkabau yang
artinya mandi dengan shampo. Tradisi ini dimaksudkan sebagai tanda bahwa kita
membersihkan tubuh dari ujung rambut hingga kaki sebelum mulai berpuasa.
Uniknya, tradisi ini dilakukan bersama-sama, entah di
sungai, di danau atau kolam. Semua orang bisa mandi beramai-ramai, dan serunya
tradisi ini dilakukan oleh orang dewasa hingga anak-anak.
Umumnya, tradisi Balimau dilakukan menjelang matahari
terbenam dan diakhiri sebelum adzan Maghrib.
Tradisi Malamang, Sumatra Barat
Masih di Sumatra Barat, ada sebuah tradisi lain yang
dilakukan untuk menyambut bulan Ramadan. Di sini, masyarakat berkumpul dan
bergotong royong membuat nasi lemang pada ruas-ruas bambu yang telah
dipotong-potong.
Tradisi ini biasanya dilakukan dua hari menjelang Ramadan.
Dan hasil lemang yang dimasak tadi akan dijadikan hantaran ke rumah mertua
sebagai permohonan maaf.
Tradisi Meugang, Aceh
Di kota yang juga dijuluki sebagai Serambi Mekkah ini,
tradisi meugang dilakukan untuk menyambut Ramadan. Para masyarakat akan
memotong kerbau dan dimakan sebelum masa puasa dimulai.
Umumnya, warga yang berkecukupan yang mengadakan tradisi
meugang, dan mereka kemudian membagi-bagikan pada warga lain yang kurang mampu.
Tradisi Nyadran, Surabaya
Nyadran atau tradisi makan apem adalah tradisi yang biasa
dilakukan di Surabaya untuk menyambut bulan Ramadan. Kue apem berasal dari
istilah 'afwan' yang dalam bahasa Arab artinya adalah memaafkan.
Jadi, kue apem ini dianggap sebagai simbol saling memaafkan,
sehingga kemudian dibagikan kepada keluarga dan sanak saudara. Biasanya,
setelah makan apem, masing-masing orang saling bersalaman dan memaafkan, dan
dilanjutkan dengan tahlilan.
Perlon Unggahan, Banyumas
Menjelang bulan Ramadan, masyarakat di Banyumas akan
mengadakan syukuran besar-besaran yang disebut Perlon Unggahan. Aneka macam
masakan tradisional disajikan, di antaranya daging serundeng sapi dan sayuran
berkuah yang wajib dihidangkan. Kedua menu tersebut uniknya harus disajikan
oleh para pria dewasa, dan jumlahnya harus 12 orang. Atau jumlah orang bisa
disesuaikan dengan kambing atau sapi yang dikorbankan.
Bagaimana dengan tradisi menyambut Ramadan di daerahmu?
No comments:
Post a Comment