Wednesday 22 November 2017

Pengertian dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis

A.     STUDI KELAYAKAN & KETERKAITANNYA DENGAN MANAJEMEN



1.       Keterkaitannya dengan Manajemen



Perusahaan adalah sebuah organisasi yg memproses perubahan keahlian & sumber daya ekonomi menjadi barang dan/atau jasa yg diperuntukkan bagi pemuasan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya. Studi kelayakan perusahaan (studi kelayakan proyek/studi kelayakan bisnis) adalah penelitian tentang dpt tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dgn berhasil. Proyek adalah suatu pendirian usaha baru atau pengenalan sesuatu (barang maupun jasa) yg baru ke dlm bauran produk yg sudah ada selama ini.



Terdapat perbedaan pengertian tentang keberhasilan bagi pihak yg berorientasi profit & pihak yg berorientasi nonprofit. Pihak yg berorientasi profit mengartikan keberhasilan suatu proyek dlm arti terbatas. Sedangkan pihak yg berorientasi nonprofit (misalkan pemerintahan, yayasan & lembaga nonprofit lainnya) mengartikan keberhasilan dlm kaitannya dgn seberapa besar manfaat yg telah diperoleh oleh masyarakat luas.



Studi kelayakan perusahaan menilai keberhasilan suatu proyek dlm 1 keseluruhan sehingga semua faktor harus dipertimbangkan dlm suatu analisis terpadu yg meliputi faktor-faktor yg berhubungan dgn aspek-aspek sbb:

a.        Analisis aspek pemasaran, meneliti kesempatan pasar yg ada & prospeknya serta strategi-strategi pemasaran yg tepat utk memasarkan produk atau jasa proyek.

b.       Analisis aspek teknis, menilai apakah secara teknis proyek layak utk dilaksanakan. Dlm analisis ini akan diteliti berbagai alternatif yg berkaitan dgn kebutuhan & penyediaan tenaga kerja, kebutuhan fasilitas infrastruktur & faktor-faktor produksi lainnya.

c.        Analisis aspek keuangan, menilai kelayakan proyek ditinjau dari profitabilitas komersial & kemampuannya utk memenuhi kebutuhan dana & segala konsekuensinya.

d.       Analisis aspek manajemen, menilai kualitas & kemampuan orang-orang yg akan menangani proyek serta bagaimana mendesain struktur organisasi yg tepat.

e.        Analisis aspek hukum, meliputi segala aspek hukum yg relevan bagi kelangsungan proyek.

f.        Analisis manfaat proyek bagi perekonomian nasional, meneliti sejauh mana sumbangan atau nilai proyek terhadap perekonomian nasional.



Objek dari Proyek

Proyek diartikan sebagai proyek investasi, yaitu suatu rencana utk menginvestasikan sumber daya-sumber daya yg bisa dinilai secara cukup independen. Dilihat dari status kepemilikannya, proyek dibagi menjadi 2 jenis, yaitu proyek pemerintah & proyek swasta (termasuk proyek asing). Ditinjau dari alasan pendirian & tujuannya, terdapat 2 jenis proyek, yaitu yg berorientasi profit & yg berorientasi nonprofit.



Apabila proyek-proyek investasi yg dilaksanakan merupakan investasi yg sehat, yaitu yg secara ekonomis menguntungkan maka dgn meningkatnya skala proyek & jumlah dari proyek-proyek tersebut, kegiatan ekonomi akan meningkat pula. Dgn dilaksanakannya proyek-proyek investasi yg berkaitan dgn industrialisasi, diharapkan akan memberikan manfaat : (Bryce, 1960)

a.        Menambah pendapatan nasional

Berdasarkan asumsi bahwa industrialisasi memberikan nilai tambah yg lebih tinggi daripada bidang pertanian & bidang ekstraksi lainnya maka pelaksanaan proyek-proyek industri atau industrialisasi akan dpt meningkatkan pendapatan nasional. Selain itu, adanya peningkatan jumlah & ragam output (produk atau jasa yg dihasilkan) juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

b.       Memantapkan stabilitas penerimaan valuta asing & pendapatan nasional sendiri

Memantapkan stabilitas penerimaan valuta asing & pendapatan nasional sendiri dpt dilakukan melalui:

1)       Diversifikasi ekspor

2)       Memproduksi barang-barang substitusi impor

c.        Membuka lapangan kerja baru

Dilaksanakannya proyek-proyek investasi berarti menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini diharapkan dpt membantu mengatasi masalah pengangguran.

d.       Memanfaatkan bahan baku lokal

Bahan baku lokal yg melimpah, misalnya kayu hasil hutan, yg sebelumnya diekspor dalam bentuk aslinya bisa ditingkatkan nilai tambahnya.



Selain manfaat dari pelaksanaan industrialisasi di suatu negara, perlu diperhatikan pula kesalahan-kesalahan yg sering dilakukan negara berkembang dlm usahanya melakukan industrialisasi, yaitu:

a.        Pelaksanaan proyek-proyek yg secara ekonomis tdk layak atau tdk menguntungkan. Hal ini sering terjadi pada proyek-proyek pemerintah.

b.       Kegagalan menciptakan kondisi ekonomi yg tepat. Kegagalan ini umumnya disebabkan oleh pengerjaan proyek-proyek yg sebenarnya belum saatnya utk dilaksanakan. Artinya, bagi negara yg bersangkutan proyek tersebut sebenarnya belum saatnya dikerjakan karena belum mampu.

c.       Terlalu memaksakan dilaksanakannya pembangunan suatu jenis industri.



Cara utk menghindari kesalahan-kesalahan dari industrialisasi tersebut antara lain dgn mengadakan studi kelayakan dgn seteliti-telitinya terhadap setiap ide proyek sebelum proyek yg bersangkutan dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan utk memperoleh gambaran tentang proyek-proyek yg bersangkutan di masa yg akan datang. Selain itu, studi kelayakan dilakukan utk menghindari hal-hal yg belum diperhitungkan, baik faktor-faktor pendukung maupun penghambat.



2.      Kaitannya dgn Manajemen & Ketidakpastian

a.        Studi kelayakan perusahaan utk perencanaan

Sebelum membuat keputusan investasi, para investor akan mengadakan studi mengenai proyek yg bersangkutan dgn sebaik-baiknya utk mendapatkan gambaran tentang prospek atau kemungkinan-kemungkinan dari proyek yg akan dilaksanakan.

b.       Studi kelayakan perusahaan utk pengorganisasian & pengadaan staf

Di dlm pengorganisasian ini, manajer memutuskan posisi-posisi yg perlu diisi serta tugas-tugas & tanggung jawab yg melekat pada setiap posisi tersebut. Dari analisis aspek teknik & aspek manajemen, seorang manajer dpt memutuskan kualitas pekerja yg sebaiknya tersedia utk menduduki posisi dlm organisasi.

c.        Studi kelayakan perusahaan utk pengarahan

Utk memperlancar pelaksanaan proyek agar tujuan yg diinginkan bisa tercapai, umumnya tugas-tugas yg akan dilakukan diuraikan dlm suatu daftar yg agak fleksibel, termasuk cara-cara utk memotivasi pekerja. Dgn memahami kebijakan umum & tujuan jangka panjang yg telah digariskan perusahaan, yg antara lain bersumber dari studi kelayakan, manajer dpt memberikan pengarahan kepada bawahannya.





d.       Studi kelayakan perusahaan utk pengawasan

Dalam melaksanakan pengawasan, manajer membutuhkan pedoman utk menentukan sejauh mana pekerjaan telah dilaksanakan & kemajuan yg telah dicapai dlm mewujudkan tujuan. Studi kelayakan menyajikan pedoman dlm bentuk anggaran. Sejauh mana penyimpangan pelaksanaan dari rencana yg telah disusun dlm studi kelayakan akan dpt segera diketahui. Apabila perlu, sejauh mana kemajuan yg telah dicapai dpt dibandingkan dgn sasaran yg telah digariskan dlm studi kelayakan.

e.        Kaitan studi kelayakan perusahaan dgn ketidakpastian

Dlm penilaian studi kelayakan proyek, perusahaan perlu menyadari bahwa proyeksi atau peramalan-peramalan memiliki kemungkinan tdk tercapai. Hal ini terjadi disebabkan oleh faktor ketidakpastian dlm proses pengambilan keputusan. Risiko bisa didefinisikan sebagai kenyataan yg ada kondisinya lebih buruk dibandingkan dgn peramalannya atau seluruh penyimpangan dari yg diharapkan. Kadar ketidakpastian proyek akan mempengaruhi intensitas dari studi kelayakan. Semakin sulit utk memperkirakan penjualan, biaya, aliran kas, dll akan semakin hati-hati seseorang dlm melakukan studi kelayakan. Misalnya, bagi proyek-proyek yg menghasilkan produk baru umumnya relatif sulit dlm memperkirakan proyeksi penjualannya. Berbagai cara ditempuh utk mengatasi ketidakpastian ini. Misalnya, dgn analisis sensitivitas, tafsiran konservatif.



B.     Penilaian Usaha & Manfaat Studi Kelayakan



Tahap penilaian dlm kehidupan proyek adalah waktu yg diperlukan oleh seseorang atau sekelompok penilai objektif yg memungkinkan utk menemukan kelemahan-kelemahan proyek guna mendapatkan kesimpulan yg objektif bahwa proyek bisa dilaksanakan atau tdk. Dasar penilaian proyek adalah bahwa proyek akan berhasil jika sehat dlm semua aspek yg dinilai.



Secara umum, analisis proyek bertujuan utk memperkirakan tingkat keuntungan yg dpt dicapai melalui investasi dlm suatu proyek agar tdk terjadi pemborosan sumber daya sehingga dpt menghindari proyek-proyek yg tdk menguntungkan. Tujuan lain adalah utk mengadakan penilaian terhadap kesempatan investasi yg ada sehingga pihak-pihak yg berkepentingan dpt memilih alternatif proyek yg paling menguntungkan, guna menentukan prioritas investasi. Penilaian proyek memiliki tekanan yg berbeda-beda, yaitu antara usaha pencari laba & usaha bukan pencari laba.



  1. Penilaian bagi Usaha Pencari Laba

Semua proyek yg semata-mata merupakan usaha pencari laba umumnya telah direncanakan dgn seksama sebelumnya dgn mempertimbangkan seteliti-telitinya untung & ruginya, yaitu dgn menitikberatkan penilaian sehat pada aspek komersial, teknis & keuangan. Inilah sebabnya mengapa pengertian keberhasilan bagi usaha pencari laba disebut sebagai pengertian terbatas, yaitu terbatas pada manfaat ekonomis (komersial). Artinya apakah proyeknya dipandang cukup menguntungkan apabila dibandingkan dgn resikonya.



  1. Penilaian bagi Usaha bukan Pencari Laba

Usaha bukan pencari laba biasanya ditangani sepenuhnya oleh pemerintah sekalipun tdk menutup kemungkinan pihak swasta atau kerja sama antara swasta & pemerintah utk menanganinya. Usaha-usaha yg dipandang perlu utk ditangani sepenuhnya oleh pemerintah biasanya terjadi pada saat pihak swasta tdk mampu atau tdk mau menanganinya karena pertimbangan komersial, di mana usaha tersebut penting bagi perekonomian nasional. Proyek-proyek tersebut al:

a.        proyek-proyek industri yg dilaksanakan utk melindungi masyarakat dari monopoli swasta. Misalnya, proyek penyediaan listrik, air, gas, minyak bumi, irigasi, industri berat, pengangkutan jarak jauh, dll.

b.       proyek-proyek industri utk keperluan strategi & pertahanan negara

c.        proyek-proyek yg memiliki prioritas ekonomi nasional tinggi. Misalnya, pembangunan proyek-proyek yg berkaitan erat dgn pembangunan proyek lain. Contohnya, pembangunan pabrik semen sehubungan dgn pembangunan yg akan atau sedang dilakukan serta pembangunan pabrik pupuk kaitannya dgn pembangunan proyek irigasi. Hal ini sering terjadi pada tahap awal pembangunan suatu negara. Dlm perkembangannya, swasta diberi kesempatan pula utk menangani proyek-proyek tersebut (pabrik semen, pupuk)

d.       proyek-proyek yg berjangka panjang, berisiko tinggi, & menjanjikan keuntungan (return) yg belum pasti tinggi

e.        proyek-proyek yg membutuhkan modal relatif besar. Proyek yg bermodal besar dlm arti memerlukan modal pembiayaan besar akan dihadapkan pada kewajiban pembayaran angsuran & bunga yg besar pula karena pembiayaan proyek-proyek tersebut tdk mungkin dilakukan sepenuhnya dgn modal pemilik proyek. Hal tersebut berkaitan pula dgn risiko keuangan yg tinggi, yaitu risiko tdk terbayarnya bunga & angsuran. Risiko inilah yg sedapat mungkin dihindari oleh swasta

f.        proyek-proyek baru. Swasta biasanya tdk memiliki inisiatif & keinginan utk memasuki industri yg belum mereka kenal. Sekalipun berdasarkan studi kelayakan, proyek yg bersangkutan memiliki keuntungan komersial yg baik, namun tdk adanya pengalaman yg memadai membuat sektor swasta enggan menanganinya



Pengusulan proyek oleh instansi pemerintah bertujuan utk memenuhi kebutuhan masyarakat. Proyek-proyek utk memenuhi persediaan barang & jasa tertentu, proyek-proyek yg mampu menciptakan kesempatan kerja, proyek-proyek perbaikan tingkat pendidikan & kesehatan atau perbaikan dlm sistem & struktur, merupakan proyek-proyek yg cenderung diusulkan & ditangani oleh pemerintah & biasanya proyek-proyek semacam ini tdk semata-mata bertujuan utk mencari laba atau keuntungan.

  1. Manfaat Studi Kelayakan bagi Pihak-pihak yg Berkepentingan

Pihak-pihak yg berkepentingan dgn analisis proyek dlm kaitannya dgn pembuatan studi kelayakan perusahaan merupakan pihak-pihak yg bisa memanfaatkan hasil studi kelayakan perusahaan.

a.        Manfaat bagi investor

Investor dlm hal ini bisa suatu lembaga domestik atau asing, bisa pula individu pemilik modal domestik maupun asing. Investor adalah orang atau lembaga yg memiliki sejumlah dana & menanamkan dananya secara langsung dlm suatu proyek investasi dgn mendapatkan kompensasi berupa dividen. Investor dlm Perseroan Terbatas disebut pemegang saham. Dgn menanamkan dananya secara langsung di dlm kegiatan investasi, investor bisa berperan aktif dlm pengendalian & pengoperasian perusahaan.



Investor (sebagai pemilik perusahaan nantinya atau sebagai pemegang saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut. Pengertian prospek di sini adalah tingkat keuntungan yg diharapkan akan diperoleh dari investasi tersebut beserta risikonya. Ada hubungan yg positif antara tingkat keuntungan & risiko investasi. Semakin tinggi risiko investasi semakin tinggi tingkat keuntungan yg diminta oleh para investor.



Apabila studi kelayakan dilakukan oleh calon investor itu sendiri, fungsinya adalah utk meyakinkan dirinya bahwa keputusan investasi yg akan dilakukan adalah keputusan yg telah diperhitungkan dgn matang & proyeknya akan menghasilkan keuntungan yg memadai.



Jika studi kelayakan dilakukan oleh pemilik proyek yg masih membutuhkan penanam modal lainnya, fungsinya adalah utk menarik minat penanam modal lain & meyakinkan para calon penanam modal tersebut bahwa proyek memiliki prospek keuntungan yg baik. Jadi, calon penanam  modal tdk perlu ragu utk menanamkan dananya dlm proyek tersebut.



Penyusunan studi kelayakan oleh pihak ketiga, misalnya konsultan, dilakukan karena berbagai pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain adalah ketidakmampuan pemilik proyek melakukan studi kelayakan (misalnya karena proyek berskala besar sehingga membutuhkan orang-orang yg berpengalaman dalam melakukan studi proyek) atau agar penilaian proyek bisa dilakukan seobjektif mungkin karena dilakukan oleh pihak ketiga yg independen.

b.       Manfaat bagi kreditor

Kreditor dlm kaitan dgn pembangunan proyek-proyek menengah & besar, biasanya bank, bank pembangunan atau lembaga keuangan bukan bank, baik domestik maupun asing yg pendiriannya sah menurut hukum & peraturan yg berlaku di negara tempat bank atau lembaga keuangan bukan bank tersebut berada. Kreditor memerlukan studi kelayakan proyek karena ia harus menilai prospek proyek guna menentukan akan memberikan pinjaman pembiayaan atau tdk. Kreditor asing, misalnya Bank Dunia, perlu mengadakan penilaian terhadap proyek yg diajukan utk mendapatkan bantuan keuangan, utk memutuskan apakah pinjaman akan diberikan atau tdk.



Studi kelayakan atau dlm lingkungan perbankan disebut dgn penilaian proyek atau penilaian kredit, bertujuan utk menilai proyek yg diajukan utk memperoleh permohonan pinjaman. Biasanya studi kelayakan terhadap proyek tersebut dilakukan sendiri oleh bank atau lembaga keuangan bukan bank, atau jika dilaksanakan oleh konsultan, konsultan yg ditunjuk adalah yg telah direkomendasi oleh bank atau lembaga keuangan yg bersangkutan. Jadi, keputusan dicairkan atau tidaknya pinjaman akan didasarkan pada standar penilaian & kebijaksanaan masing-masing bank atau lembaga keuangan bukan bank. Sekalipun perlu dicatat bahwa pertimbangan dlm pengambilan keputusan disetujui atau tidaknya suatu permohonan kredit semata-mata tdk hanya dilihat profitabilitas komersialnya, melainkan juga profitabilitas ekonomi nasional & faktor-faktor lain. Hal ini dikaitkan dgn fungsi bank sebagai bank komersial sekaligus sebagai bank pembangunan.



Sebagai investor, kreditor juga tdk mengharapkan proyek gagal. Perbedaannya, kepentingan kreditor dgn proyek terbatas selama periode utang belum lunas, sedangkan investor memiliki kepentingan selama modalnya tertanam di proyek, atau selama hidup proyek.



Para kreditor akan lebih memperhatikan segi keamanan dana yg akan dipinjamkan. Dgn demikian, mereka mengharapkan agar pembayaran bunga & angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan oleh pemilik proyek tepat pada waktunya. Karena itu, para kreditor sangat memperhatikan pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman. Namun tdk berarti para kreditor tdk memperhatikan prospek usaha tersebut, melainkan mereka lebih memperhatikan periode pengembalian pinjaman.



Salah satu bentuk kreditor adalah Lembaga Keuangan Pembangunan. Lembaga Keuangan Pembangunan memiliki tujuan menyediakan dana pinjaman jangka panjang & menengah bagi investasi produktif. Lembaga Keuangan Pembangunan merupakan kombinasi antara lembaga perantara keuangan & lembaga pembangunan. Sebagai lembaga keuangan, tugas utamanya adalah memindahkan modal lokal & asing, terutama yg bersifat jangka panjang. Sebagai lembaga pembangunan, kegiatan perantaraannya mengandung dimensi yg lebih luas, artinya lembaga pembangunan tersebut harus menyalurkan modal kepada proyek-proyek yg mempunyai nilai kelayakan & manfaat yg tinggi, ditinjau dari segi kepentingan nasional. Bantuan pembiayaan kepada suatu usaha atau proyek harus langsung dihubungkan dgn tingkat optimasi dampak proyek terhadap usaha-usaha pembangunan negara secara keseluruhan. Kombinasi dari tujuan ganda, yaitu keuntungan & manfaat sosio-ekonomis, merupakan falsafah dari suatu lembaga keuangan pembangunan. Lembaga keuangan pembangunan tersebut & lembaga-lembaga keuangan lain berkepentingan dlm mengevaluasi proyek sehubungan dgn pengambilan keputusan pemberian bantuan keuangan.

c.        Manfaat bagi pemerintah

Pemerintah terutama lebih berkepentingan dgn manfaat proyek bagi perekonomian, yaitu apakah proyek membantu menghemat devisa, menambah devisa atau memperluas lapangan kerja. Manfaat tersebut terutama dikaitkan dgn penanggulangan masalah-masalah yg sedang dihadapi pemerintah. Pemerintah mengadakan penilaian terhadap proyek-proyek utk membantu dlm pengambilan keputusan pemberian kemudahan fasilitas-fasilitas terhadap proyek. Misalnya, pemberian keringanan pembebasan pajak, subsidi, jaminan, & insentif lain. Pemerintah akan memberikan berbagai kemudahan fasilitas agar banyak pengusaha swasta yg tertarik menangani proyek sejenis. Artinya, proyek-proyek yg diperkirakan akan memberikan sumbangan besar terhadap masyarakat akan diprioritaskan pelaksanaannya oleh pemerintah dgn memberikan berbagai kemudahan fasilitas.



Sebaliknya, apabila tingkat profitabilitas komersial proyek jauh lebih tinggi daripada profitabilitas ekonomi nasionalnya, berarti terlalu banyak dana yg tertanam dlm proyek-proyek yg dimanfaatkan oleh beberapa orang saja, misalnya para pengusaha proyek yg bersangkutan & bukan dimanfaatkan oleh masyarakat banyak. Tindakan pemerintah utk meningkatkan profitabilitas ekonomi dari proyek semacam itu antara lain dgn mengeluarkan larangan impor bagi barang-barang tertentu, meningkatkan bea masuk barang-barang impor & tindakan-tindakan lain utk mencegah tingginya pengeluaran devisa.



Selain itu, penilaian proyek membantu pemerintah memutuskan pengalokasian devisa, yaitu yg akan mengalokasikan utk mengimpor barang-barang modal, bahan penolong atau bahan baku. Penilaian proyek oleh pemerintah juga dimaksudkan utk membantu pengambilan keputusan di dlm menentukan pemberian pinjaman oleh pemerintah kepada proyek, ikut serta dlm patungan (joint-ventures) atau menanamkan dananya langsung sebagai pemegang saham dlm suatu proyek pemerintah.

d.       Manfaat bagi pihak manajemen perusahaan

Studi kelayakan dpt dibuat baik oleh pihak eksternal maupun internal (perusahaan itu sendiri). Hal ini merupakan upaya dlm rangka merealisasi ide & berujung pada peningkatan laba perusahaan. Sebagai pihak yg menjadi project leader, tentunya pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan utk mengetahui berapa dana yg perlu dialokasikan, rencana pendanaan dari investor, & dari kreditur.

e.        Manfaat bagi tujuan pembangunan ekonomi

Dlm penyusunan studi kelayakan, perlu juga dianalisis manfaat yg akan didapat & biaya yg akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Studi kelayakan yg dibuat perlu dikaji demi tujuan pembangunan ekonomi nasional.

C.     KRITERIA KEPUTUSAN

1.       Kriteria Intensitas Faktor

Negara-negara berkembang biasanya memiliki sumber tenaga kerja yg melimpah, yg sebagian besar tdk mendapatkan pendapatan yg sesuai dgn kemampuannya atau terlalu banyak tenaga kerja yg mengerjakan suatu pekerjaan dibanding yg seharusnya sehingga sering terdengar istilah pengangguran tdk kentara. Di lain pihak, negara-negara berkembang sering kekurangan sumber modal utk investasi. Melihat kondisi tersebut tdk heran kalau kriteria keputusan investasi yg digunakan menitikberatkan pada seberapa jauh penggunaan tenaga kerja dalam proyek. Semakin banyak tenaga kerja yg digunakan dlm proyek, semakin tinggi nilainya bagi perekonomian nasional.



Berdasarkan kriteria ini, pemerintah suatu negara sebaiknya memberikan prioritas pembangunan bagi proyek-proyek yg memanfaatkan faktor surplus, yaitu tenaga kerja & mengurangi faktor defisit, yaitu modal (kapital). Kriteria ini memiliki kelemahan, yaitu harus diikuti asumsi “faktor-faktor lain dianggap tetap, tdk terpengaruh oleh faktor-faktor yg dijadikan sebagai kriteria”. Padahal dlm kenyataannya keadaan tersebut sulit terpenuhi. Jadi, penggunaan faktor surplus sulit dijadikan sebagai kriteria tunggal tanpa mempertimbangkan akibatnya, terutama dampak negatifnya terhadap faktor-faktor lain, misalnya produktivitas rendah yg kemungkinan besar akan mengurangi nilai proyek itu sendiri.



Walaupun kriteria intensitas faktor sulit diterapkan, dlm arti tdk bisa dijadikan sebagai satu-satunya kriteria keputusan investasi, tetapi keputusan investasi akan lebih realistis jika selain menggunakan kriteria intensitas faktor, kriteria-kriteria lain juga dipergunakan. Selain itu, dgn membandingkan satu proyek yg intensif tenaga kerja dgn proyek lain yg intensif modal akan dpt dinilai kelemahan & kelebihan dari masing-masing proyek apabila dikaitkan dgn proyek secara keseluruhan.



2.      Kriteria Luas & kompleksitas proyek

Semakin luas suatu proyek, semakin kompleks pula permasalahan yg dihadapinya. Luas & kompleksitas tersebut meliputi permasalahan yg dihadapinya, yaitu meliputi aspek keuangan, produksi, keuntungan yg diperoleh & aspek-aspek lainnya. Contoh dari luas & kompleksitas proyek ditinjau dari aspek keuangan adalah usaha penjahitan kecil yg modalnya cukup diambil dari kantong pemilik perusahaan sendiri. Pendirian proyek yg lebih besar, misalnya perusahaan pakaian jadi utk ekspor, membutuhkan modal dlm jumlah besar yg tdk cukup hanya dipenuhi dari pemilik saja melainkan ada kemungkinan perusahaan membutuhkan kredit ekspor atau memerlukan mitra usaha atau bahkan modal langsung dari masyarakat melalui pasar modal. Hal ini tentu saja menunjukkan semakin kompleksnya masalah & risiko yg dihadapi oleh proyek yg semakin besar.

Secara umum pada tahap-tahap awal pembangunan suatu negara, dukungan atau prioritas yg lebih besar sebaiknya diberikan kepada usaha kecil yg menerapkan teknik produksi sederhana & mampu memberikan keuntungan secara cepat. Keputusan investasi industrial yg lebih kompleks baru akan dilaksanakan beberapa waktu kemudian setelah masyarakat siap utk melaksanakannya.



3.      Kriteria Pendapatan Valuta Asing/Devisa

Salah satu pertimbangan bagi keputusan dilaksanakannya suatu proyek adalah seberapa besar penghematan devisa yg akan diperoleh dari produk-produk yg dihasilkan jika proyek tersebut merupakan produk substitusi impor, atau seberapa besar pendapatan devisa yg diperkirakan dpt diraih & ekspor produk yg dihasilkan proyek. Kriteria pendapatan devisa diterapkan dgn mempertimbangkan hal-hal berikut.

a.        Krisis cadangan devisa akan mengancam kelangsungan pembangunan jangka panjang suatu negara sehingga proyek-proyek yg secara komersial tdk layak pun bisa diterima asal memberikan devisa yg relatif tinggi atau proyek tersebut paling tdk bisa mengatasi kesulitan devisa.

b.      Jika proyek-proyek yg selama ini ada dinilai dlm jangka panjang tdk mampu menghasilkan devisa yg cukup bagi negara yg bersangkutan, perhatian akan dialihkan pada pembangunan proyek-proyek yg memberikan pendapatan devisa atau menghemat devisa.



Sebagaimana kriteria-kriteria sebelumnya, kelemahan dari kriteria ini adalah tdk melihat & mempertimbangkan dampaknya bagi perekonomian secara keseluruhan yg tdk hanya berkaitan dgn 1 atau 2 faktor saja, tetapi juga berhubungan dgn berbagai faktor yg saling mempengaruhi.



4.      Kriteria Profitabilitas Komersial

Berbeda dgn kriteria-kriteria sebelumnya yg hanya mempertimbangkan 1 aspek dari proyek industrial, kriteria profitabilitas komersial yg memperhitungkan berbagai faktor, lebih dpt diterima secara keseluruhan. Kriteria tersebut digunakan oleh investor swasta, pemerintah, & lembaga-lembaga keuangan, baik swasta maupun pemerintah. Dlm hal ini, perkiraan profitabilitas komersial ditunjukkan oleh laba bersih (yg diharapkan) setelah pajak.



Penggunaan kriteria profitabilitas komersial utk menilai proyek-proyek industri sangat disarankan karena kriteria ini cenderung bersifat objektif & telah memperhitungkan biaya sebagai salah satu faktor penting. Apabila informasi yg akurat mengenai permintaan atau pasar, harga, produksi, & biaya telah diperoleh, profitabilitas komersial dpt dihitung dgn mudah, yaitu dgn menggunakan prosedur akuntansi atau membuat laporan keuangan. Profitabilitas komersial juga bisa dipergunakan utk membandingkan berbagai alternatif investasi yg dihadapi investor swasta. Bagi pemerintah yg hendak menangani proyek secara langsung, dlm arti ingin menginvestasikan dananya ke dlm suatu perusahaan negara, profitabilitas dpt dipakai sebagai perkiraan prestasi keuangan dari perusahaan negara yg akan dilaksanakan.



Profitabilitas komersial yg digunakan utk menilai kelayakan proyek masih merupakan suatu estimasi atau perkiraan yg tdk lepas dari unsur penyimpangan. Ada 3 bagian dasar yg menentukan profitabilitas komersial, yaitu estimasi biaya proyek, estimasi biaya produksi, & estimasi penerimaan penjualan. Apabila terdapat kesalahan pada salah satu estimasi tersebut, perhitungan tingkat pengembalian investasi juga akan salah. Sebaliknya, apabila estimasi tentang profitabilitas komersial dibuat dgn teliti & menerapkan prinsip yg konservatif, perkiraan profitabilitas komersial akan lebih akurat & dpt dipakai sebagai dasar penilaian yg baik terhadap prospek proyek, terutama bagi proyek komersial.



Pada sisi lain, utk kebijakan perencanaan pembangunan dan/atau bagi proyek-proyek yg memerlukan bantuan pemerintah (dana atau lainnya), sebaiknya kriteria profitabilitas komersial tdk digunakan sebagai satu-satunya pertimbangan dlm pengambilan keputusan, melainkan perlu dilengkapi pula dgn kriteria profitabilitas ekonomi nasional.



5.      Kriteria Profitabilitas Ekonomi Nasional

Kriteria profitabilitas ekonomi nasional merupakan kriteria yg paling tepat utk mengukur nilai bersih suatu proyek bagi perekonomian nasional. Profitabilitas ekonomi nasional adalah rata-rata tingkat pengembalian investasi (rate of return) bersih dari suatu investasi dalam hubungannya dgn perekonomian nasional. Perhitungan profitabilitas ekonomi nasional selain memperhitungkan biaya & laba ekonomis juga memperhitungkan biaya & manfaat nonekonomis yg sering tdk diperhitungkan, meskipun kenyataannya sangat dibutuhkan utk menilai kelayakan suatu proyek sehingga sumbangan proyek tersebut bagi perekonomian nasional akan dpt diketahui dgn lebih akurat.



Metode yg paling sederhana utk menilai profitabilitas ekonomi nasional adalah mendasarkan pada perhitungan profitabilitas komersial, yg kemudian akan disesuaikan dgn kondisi-kondisi yg memerlukan penyesuaian. Meskipun memiliki kelebihan jika diterapkan dgn benar, yaitu dpt memperlihatkan nilai sebenarnya dari suatu proyek terhadap perekonomian nasional, namun kriteria profitabilitas ekonomi nasional masih tdk sempurna. Perhitungan profitabilitas ekonomi nasional, sama seperti dlm perhitungan profitabilitas komersial, juga tdk luput dari kesalahan-kesalahan perhitungan. Selain itu kriteria ini jarang digunakan karena tdk begitu dikenal masyarakat atau mungkin karena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kegunaan kriteria profitabilitas ekonomi nasional, meskipun hal ini tdk boleh terjadi.





6.      Kriteria Pemilihan Proyek

Kedua kriteria sebelumnya, yaitu profitabilitas komersial & profitabilitas ekonomi nasional adalah kriteria yg sangat berguna utk menganalisis proyek secara objektif & sistematis, kriteria pemilihan proyek didasarkan pada kedua kriteria tersebut ditambah dgn pertimbangan-pertimbangan kualitatif. Kriteria ini dipergunakan pada waktu mengambil keputusan menghadapi berbagai alternatif proyek. Proyek apa yg harus didahulukan & proyek apa yg sebaiknya ditunda pelaksanaannya.



Kelemahan dari digunakannya kriteria ini adalah apabila pertimbangan-pertimbangan kualitatif di luar pertimbangan ekonomis mendominasi pengambilan keputusan. Misalnya, faktor-faktor politik, kelembagaan, kebiasaan-kebiasaan sosial, & kepercayaan. Faktor-faktor tersebut bisa menjadi faktor penghambat jika masyarakat & pelaksana proyek belum siap menciptakan iklim usaha yg mendukung proyek, dlm arti proyek belum saatnya dilaksanakan tetapi dipaksakan utk dijalankan. Sebaliknya, faktor-faktor tersebut dpt menjadi faktor pendukung bagi pelaksanaan suatu proyek, dlm arti bahwa pelaksanaan proyek disesuaikan dgn kondisi masyarakat setempat sehingga proyek yg dilaksanakan akan didukung masyarakat.


Objektivitas tdk saja dituntut utk mendapatkan proyek-proyek yg dpt diterima, melainkan dituntut juga utk memiliki proyek prioritas, yaitu proyek yg sebaiknya didahulukan pelaksanaannya. Karena itu, kriteria pemilihan proyek ini dipergunakan utk menentukan urutan proyek dari sekelompok usulan proyek. Caranya adalah dgn membuat analisis perbandingan sekelompok usulan proyek & menentuk

No comments:

Post a Comment