Wednesday 30 December 2015

Tugas 3 Manajemen Operasi Jasa

Tugas 3 Manajemen Operasi Jasa
Pertanyaan:
1.      Sebutkan tiga komponen yang terdapat dalam sistem antrian
2.      Jelaskan karakteristik dari setiap komponen dalam sistem antrian
3.      Jelaskan jenis biaya dalam kaitannya dengan sistem antrian
4.      Jelaskan perbedaan antara disiplin antrian, prioritas yang preemptive dan non-preemptive
5.      Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menggambarkan keempat desain sistem antrian 

Jawaban:
1.      Tiga Komponen dalam sistem antrian:
1. Kedatangan
Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon untuk dilayani, dan lain – lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002), variabel acak adalah suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai hasil dai percobaan acak. Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel acak hanya dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka ia merupakan variabel acak diskrit. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan bervariasi pada rentang tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu.

2. Pelayan
Pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Tiap – tiap fasilitas pelayanan kadang – kadang disebut sebagai saluran (channel) (Schroeder, 1997). Contohnya, jalan tol dapat memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada penjualan tiket di gedung bioskop.

3. Antri
Inti dari analisa antrian adalah antri itu sendiri. Timbulnya antrian terutama tergantung dari sifat kedatangan dan proses pelayanan. Jika tak ada antrian berarti terdapat pelayan yang menganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan (Mulyono, 1991).
2.      Karakteristik dari setiap komponen sistem antrian:
a)      Kedatangan Populasi yang akan Dilayani (calling population)
Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah nasabah bank yang antri untuk setor, menarik tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas (infinte).
b)      Antrian
Batasan panjang antrian bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited). Sebagai contoh antrian di jalan tol masuk dalam kategori panjang antrian yang tidak terbatas. Sementara antrian di rumah makan, masuk kategori panjang antrian yang terbatas karena keterbatasan tempat. Dalam kasus batasan panjang antrian yang tertentu (definite line-length) dapat menyebabkan penundaan kedatangan antrian bila batasan telah tercapai. 
c)      Fasilitas Pelayanan
Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak (lay out) secara fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu pelayan.
3.      Dalam sistem antrian ada dua jenis biaya yang timbul. Yaitu biaya karena orang mengantri, dan di sisi lain biaya karena menambah fasilitas layanan. Biaya yang terjadi karena orang mengantri, antara lain berupa waktu yang hilang karena menunggu. Sementara biaya menambah fasilitas layanan berupa penambahan fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan. Tujuan dari sistem antrian adalah meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena mengantri dan biaya karena menambah fasilitas layanan.
4.      Disiplin antrian dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan. Sedangkan disiplin first come first serve menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu. Dalam kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari tersebut. Yaitu prioritas dan first come first serve
5.      a.  Single channel-single phase, Contoh untuk model struktur ini adalah seorang  tukang cukur, pembelian tiket kereta apiyang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan toko, dan sebagainya.
b.  Single Channel-multi phase, Contoh untuk model struktur ini adalah lini produksi massal,pencucian mobil, tukang cat mobil dan sebagainya
c. Multi channel - single phase, contoh model ini adalah pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket, pelayanan potong rambut oleh beberapa tukang potong, dan sebagainya.



Tugas 2 Manajemen Operasi Jasa (Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Lokasi)


Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi:
Setelah perusahaan memutuskan negara yang paling baik untuk lokasinya, selanjutnya perusahaan memusatkan perhatian pada sebuah wilayah dan sebuah komunitas dari negara yang di pilih. Langkah akhir dari proses keputusan lokasi adalah memilih satu lokasi yang khusus dalam komunitas. Perusahaan harus memilih satu lokasi yang paling sesuai untuk pengiriman dan penerimaan, batas zona, layanan umum, ukuran serta biaya.
disamping globalisasi, sejumlah faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi, faktor-faktor tersebut antara lain produktifitas tenaga kerja, nilai tukar valuta asing, budaya, perubahan sikap terhadap industri, kedekatan terhadap pasar, pemasok, dan pesaing.
a.       Produktifitas tenaga kerja
Saat memutuskan sebuah lokasi,manajemen mungkintrgiur dengan tingkat upah yang rendah pada suatu daerah.dengan tingkat pendidikan yang rendah atau kebiasaan kerja yang burukl, pekerja yang tidak terlatih mungkin bukan merupakan hal yang baik bagi perusahaan walaupun upahnya rendah.demikian pula pekerja yang tidak dapat atau tidak konsisten da lam bekerja tidak memberikan kebaikan bagi organiosasi walaupun upahnya rendah.
b.      Resiko Nilai Tukar dan Mata Uang
Walaupun tingkat upah buruh dan produktifitas dapat membuat sebuah negara terlihat ekonomis, tingkat nilai tukar yang tidak menguntungkan dapat menghilangkan penghematan yang telah dilakukan. Perusahaan terkadang dapat mengambil keuntungan dari nilai tukar yang menguntungkan dengan memindahkan lokasi atau mengekspor produk kenegara asing. Walau demikian ,nilai mata uang asing  di hampir semua negara terus  berfluktuasi.
c.       Biaya-biaya
Biaya lokasi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu biaya nyata dan biaya  tidak nyata.biaya nyata adalah biaya-biaya  yang dapay di identifikasi langsung dan dihitung cepat. Biaya nyata meliputi biaya layanan umum,tenaga kerja, bahan baku, pajak, .penyusutan, sdrta biaya lain yang dapat biaya lain yang dapat di identifikasi oleh departemen akuntansi dan pihak manajemen. Sedangkan Biaya tidak nyata adalah biaya yang meliputi pendidikan, fasilitas transportasi umum, sikap masyarakat terhadap industri dan perusahaan , serta kualitas dan sikap calon pekerja. Biaya tidak nyata  juga meliputi variabel kualitas hidup seperti iklim  dan kelompok olahraga yang dapay mempengaruhi proses rekrutmen pekerja.
d.      Risiko Politik, Nilai, dan Budaya
Risiko politik berhubungan dengan kemungkinan berfluktuasinya sikap pemerintah nasional, negara bagian, dan lokal terhadap kepemilikan swasta dan intelektual, penetapan zona, polusi, serta stabilitas ketenaga kerjaan. Posisi pemerintah saat keputusan lokasi dibuat mungkin tidak berlangsung lama. Walaupun demikian pihak manajemen mungkin mendapati sikap ini dapat dipengaruhi oleh pola kepemimpinan mereka sendiri. Sikap pekerja mungkin berbeda dari satu negara dengan negara lain, daerah dengan daerah lain. Dilain pihak sikap ini dapat mempengaruhi keputusan perusahaan apakah akan  memberikan penawaran pada pekerja yang ada sekarang jika perusahaan pindah kelokasi baru. 
Satu dari tantangan terbesar keputusan operasi global adalah berkompromi dengan budaya negara lain. Perbedaan budaya bekerja dan pemasok dalam hal ketetapan waktu membuat perbedaan besar dalam jadwal produksi dan pengiriman.
e.       Kedekatan Pada Pasar
Bagi sejumlah perusahaan, berada pada lokasi yang dekat dengan pelanggan adalah sangat penting. Organisasi jasa seperti toko obat, restoran, kantor pos, atau pencukur rambut mendapati bahwa kedekatan pada pasar merupakan aktor alokasi utama. Perusahan manufaktur mendapati berdekatan dengan pelanggan ketika biaya pengiriman barang jadi mahal atau sulit (mungkin disebabkan produk yang dikirim banyak, berat, atau mudah pecah) merupakan hal yang sangat berguna. Selain itu dengan produksi yang just in time pemasok menginginkan lokasi yang dekat dengan pelanggan.
f.       Kedekatan Pada Pemasok
Perusahaan menempatkan diri dekat dengan barang mentah dan pemasok karena (1) barang –barang yang mudah busuk, (2)  biaya transportasi, (3) jumlah produk yang sangat banyak. Para penghasil roti, susu, sayur-sayuran dan makanan laut beku berhubungan dengan barang mentah yang mudah busuk sehingga mereka kerap berlokasi dekat pemasok. Perusahaan yang bergantung pada input yang berupa bahan mentah yang berat atau yang berjumlah sama (seperti produsen baja yang menggunakan batu bara dan biji besi) harus membayar biaya transportasi yang sangat mahal sehingga biaya transportasi menjadi faktor utama. 

g.      Kedekatan Pada Pesaing
Mungkin terasa jika perusahaan-perusahaan juga senang berdekatan dengan para pesaingnya. Kecenderungan yang disebut pengelompokan atau clustering yang sering terjadi apabila sumber daya utama ditemukan di wilayah tersebut. Sumber daya ini meliputi sumber daya alam, informasi, modal proyek, dan bakat. 

Tugas 1 Manajemen Operasi Jasa (Peran Jasa Dalam Perekonomian)

Resume Inisiasi 1
A.    Peran Jasa Dalam Perekonomian
 Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan (oleh satu pihak kepada pihak lain) yang pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan. Jasa memegang peran penting dalam pertumbuhan perekonomian karena jasa merupakan mata rantai dari semua sektor perekonomian; yang terlihat dari pengelompokan jasa sbb.:
        Business Service: Finance, Banking, Consulting
        Trade Service: Retailing, Repair, Maintenance
      Infrastucture services: Transportation, Communication
       Personal (Social) Services: Health care, Restaurants
      Public Administratipn Services: Education, Government
      Extractive: Pertanian, Pertambangan, Perikanan dan Kehutanan
      Goods producing: Manufacturing, Processing
      Domestic Sevices: Hotel dan Restoran, Salon kecantikan, Binatu, Bengkel & reparasi
      Trade and Commerce: Transportasi, Komunikas, Bank, Lembaga Keuangan, Real Estate
      Human Capacities: Lembaga Kesehatan, Lembaga Pendidikan, Riset,Rekreasi, Produk jasa tidak berdiri sendiri, bisa terkait dengan barang (goods and service mix)
        Jasa Murni: Jasa Medis, Akuntan, Pengacara, Konsultan dan Asuransi
        Jasa dilengkapi barang seperti; Angkiutan Udara & cargo, Hotel dsb
       Sifat khusus dari jasa adalah dimana jasa yang ditawarkan tidak dapat dipisahkan dari mutu / kualitas yang menyediakan jasa itu sendiri sehingga harus diberikan perhatian atau penekanan khusus terhadap personal yang menawarkan jasa.
Karakter Jasa antara lain:
1.      Bersifat tidak burwujud / maya (intangible) sehingga penjual harus mampu menjelaskan kepada pembeli melalui alat,informasi dan penampilan.
2.      Produk jasa tidak standar atau sulit dibakukan karena situasi dan pembeli ikut menentukan.
3.      Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat subjectif.
4.      Dibeli dan dikonsumsi pada saat yang sama atau tidak dapat disimpan
5.      Terdapat hubungan yang erat antara jasa yang ditawarkan dengan orang atau lembaga yang menawarkan jasa
6.      Pilihan dipengaruhi emosi
7.      Berkaitan dengan keterampilan sehingga tidak bisa diproduksi secara missal
8.      Usaha jasa sangat mementingkan unsur manusia
9.      Distribusi langsung dari penawar kepada pembeli
10.  Jasa tidak dapat disimpan sedangkan pada sisi lain permintaan tidak stabil

Perbedaan Jasa dengan Manufaktur Jasa :
        Produk tidak terlihat (intangible)
        Produk tidak dapat dijual kembali
        Produk tidak ada sebelum dibeli
        Produk tidak dapat disimpan
        Produksi dan konsumsi berlaku serentak
        Produksi dan konsumsi di lokasi yang sama
        Fungsi produksi dan penjualan tidak dapat dipisah
        Kepemilikan tidak dapat dipindahkan
        Pembeli berperan dalam proses produksi
        Membutuhkan kontak langsung
         Manufaktur :
        Produk terlihat (tangible)
        Produk dapat dijual kembali
        Produk dapat didemo / dipragakan
        Produk dapat disimpan
        Produksi mendahului konsumsi
        Produksi dan konsumsi dapat di tempat terpisah
        Fungsi produksi dan penjualan terpisah
        Kepemilikan dapat dipindah
        Penjual memproduksi
        Memungkinkan kontak tidak langsung antara perusahaan dan pelanggan.

Resume Inisiasi 2
B.     Strategi dan Produk Jasa
Strategi jasa ini menentukan bisnis apa yang anda jalankan. Strategi jasa ini memberikan pengarahan untuk merancang produk, sistem pelayanan dan pengukuran. Strategi jasa memberikan suatu pandangan tentang jasa macam apa yang harus diadakan oleh perusahaan. Hal ini menggambarkan arah bisnis yang dirasakan oleh pelanggan dan karyawan atau paling tidak bagaimana mereka harus memandangnya.
Strategi jasa harus mempertimbangkan jasa yang ditawarkan dalam jangkauan internasional. Banyak jasa yang bersifat internasional seperti konsultasi, perjalanan (travel), telekomunikasi, perbankan dan pengapalan. Jasa-jasa ini distandarisasi di seluruh dunia, dasar persaingannya adalah internasional dan skala operasinya bersifat global. Banyak perusahaan jasa dapat mengadopsi suatu strategi global seperti dilakukan oleh perusahaan manufaktur.
Langkah kedua dalam model adalah menentukan produk jasa. Sebagian besar produk jasa terikat bersama-sama dengan barangnya. Naik taksi, transportasi dari suatu tempat ke tempat yang lain adalah suatu jasa. Akan tetapi, jasa taksi diberikan dengan memakai fasilitas barang, yakni mobil.
Sasse, Olsen (1978) mendefinisikan produk jasa sebagai budelan/ikatan dari barang dan jasa yang terdiri dari :

1.     Barang secara fisik atau fasilitas barang

2.     Manfaat yang nikmat atau jasa yang eksplisit

3.     Manfaat psikologis atau jasa yang implisit

Dalam kasus restoran, barang fisiknya terdiri dari fasilitas, makanan, minuman, serbet dan sebagainya. Manfaat nikmatnya adalah citarasa, pelayanan pramuria, bau enak dari makanan serta suara dan pandangan masyarakat, Manfaat psikologis meliputi kenyamanan, status dan kesejahteraan.

Kunci dari desain produk jasa adalah mendefenisikan secara tepat barang-barang yang terikat dalam jasa. Suatu campruan yang tepat dari ketiga komponen tersebut harus disampaikan. Tetapi tidak cukup mendefinisikan cirri-ciri barang jasa dalam istilah yang luas, standar-standar harus ditentukan. Standar-standar tersebut harus meliputi setiap atribut dalam bundel barang jasa dan harus didefinisikan secara spesifik dan dapat diukur. Jadi standar terseubt digunakan sebagai dasar pelatihan, pengendalian kualitas dan pengukuran dari prestasi manajemen.
Dalam merancang jasa, manajemen harus secara seksama membaca harapan-harapan pelanggan. Sebagai contoh, manajemen suatu restoran mungkin mengkonsentrasikan usaha-usaha untuk menghidangkan makanan yang terbaik, tetapi keinginan pelanggan mungkin hanya menikmati suasana indah ke kota. Sehingga, manajemen harus merancang secara sekasama jasa yang dapat memenuhi keinginan para pelanggan yang sebenarnya. Campuran jasa dan fasilitas barang yang umum untuk beberapa jasa yang terkenal.
C.     Kontak Pelanggan
Kunci utama dalam memilih suatu proses adalah jumlah kontak pelanggan. Jika derajat kontak rendah, proses dapat diacuhkan dari pelanggan atau pengaruh eksternal lainnya. Dalam hal ini potensi pelanggan untuk mengganggu proses produksi adalah kecil. Jumlah kontak rendah cocok dengan jenis proses manufaktur dan efisiensinya dapat menjadi tinggi. Sebaliknya jika kontak pelanggan tinggi, pelanggan dapat mengganggu proses produksi dengan tuntutan jenis pelayanan tertentu atau perlakuan khusus. Sehingga kontak pelanggan yang tinggi dapat menyebabkan proses produksi yang tidak efisien.
Tingkat kontak tinggi, melalui kehadiran pelanggan dapat menimbulkan sumber ketidakpastian dalam system produksi, hal ini tidak terdapat dalam situasi yang tingkat kntaknya rendah. Tingkat kontak yang tinggi dapat menyebabka hilangnya efisiensi potensial, seperti yang dinyatakan dalam formula :
Efisiensi potensial = f (derajat kontak pelanggan)
Derajat kontak pelanggan diukur dari persentase waktu pelanggan berada di dalam system yang merupakan bagian dari total waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi jasa tersebut.
Karakteristik system kontak yang rendah dan kontak yang tinggi adalah sebagai beikut:
1.     Sistem kontak yang rendah dapat digunakan apabila kontak tatap muka tidak diperlukan atau tidak diinginkan oleh pelanggan atau bila tidak diperlukan pertukaran informasi secara cepat.
2.     Sistem kontak yang rendah pada umumnya memerlukan karyawan dengan kemampuan teknis yang berorientasi ke arah efisiensi proses, prosedur yang mapan dan aliran proses. Sistem kontak yang tinggi memerlukan karyawan dengan kemampuan interpersonal yang baik termasuk keahlian dalam berbagai bidang, kepribadian, fleksibilitas dan berorientasi pada pelanggan.
3.     Sistem kontak yang tinggi harus mampu memenuhi permintaan pada saat dibutuhkan, sehingga mereka harus menyesuaikan diri pada permintaan puncak.
4.     Pada umumnya system kontak yang tinggi memerlukan biaya yang lebih tinggi dan memberikan pelayanan sesuai keinginan pelanggan (customization) dan kenyamanan yang lebih. Sistem kontak yang rendah memerlukan biaya yang lebih rendah dan lebih terstandarisasi.
D.    Matriks Jasa
Terdapat banyak cara yang berbeda untuk memikirkan tentang proses jasa. Sebenarnya apa yang membedakan restoran siap saji dari restoran mewah.? Apa yang membedakan perusahaan penerbangan dari kantor notaris/pengacara dan perusahaan konsultan ? Apakah intensitas tenaga kerja ? Derajat kontak pelanggan ? Pelayanan khusus bagi pelanggan ? Atau beberapa karakteristik yang lain ?
Dalam matriks terdapat empat jenis operasi jasa. Jasa pabrik bercirikan interaksi dan pelayanan yang rendah dengan intensitas tenaga kerja yang rendah. Jasa seperti penerbangan, pengangkutan dengan truk dan hotel diproduksi dalam suatu yang seperti pabrik dengan efisensi yang tinggi. Jenis operasi jasa lainnya adalah jasa perusahaan yang memberikan jasa dengan otomatisasi yang tinggi tetapi dengan derajat pelayanan yang tinggi. Jasa-jasa ini meliputi rumah sakit, perbaikan mobil dan perbaikan lainnya. Meskipun tingkat otomatisasi jasa perusahaan tinggi, tetapi cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai macam pilihan pelanggan, sesuatu yang mirip dengan pekerjaan pesanan (job shop) dalam manufaktur.

Jasa massa bersifat padat karya dan rendah dalam interaksi dan pelayanan. Jasa ini menggunakan bentuk yang sangat terstandarisasi seperti bisnis eceran, sekolah dan perbankan yang bersifat eceran diproduksi secara massa. Sedangkan jasa profesional memberikan tingkat pelayanan yang tinggi dan otomatisasi yang sangat rendah. Jasa ini dicirikan oleh profesi tradisional seperti akuntansi, bantuan hukum dan pengobatan. Jasa-jasa dalam sel ini cenderung sangat tidak efisien disebabkan oleh tingginya biaya tenaga kerja dan tingginya interaksi serta pelayanan (customization).

Tugas 2 Ekonomi Moneter

                                                        Tugas 2 Ekonomi Moneter

1. Terdapat tujuh penyebab inflasi pada April 2015. Penyumbang inflasi tertinggi adalah naiknya harga bensin per 28 Maret 2015. 
a.       Pertama kenaikan harga bensin, yang merupakan administered price, menyumbang 0,22 persen dengan kenaikan harga 5,68 persen.
b.      Kontributor inflasi terbesar kedua, bawang merah yang harganya naik 11,58 persen akibat berkurangnya pasokan. Bawang merah menyumbang inflasi 0,06 persen. 
c.       Penyumbang ketiga adalah tarif angkutan dalam kota sebesar 0,04 persen, dengan kenaikan harga 2,14 persen. Kenaikan tarif angkutan terjadi di 28 kota, disebabkan oleh penyesuaian harga BBM.
d.      Keempat adalah kelompok bahan bakar rumah tangga, yakni elpiji 12 kilogram yang naik harganya Rp 8 ribu per tabung atau 1,88 persen per 1 April 2015. Kelompok ini memberi andil 0,03 persen terhadap inflasi April. Kenaikan harga (elpiji) terjadi di 70 kota.
e.       Selanjutnya atau kelima, adalah tarif kereta api, yang berkontribusi 0,03 persen terhadap inflasi April. Tarif kereta api jarak sedang dan jauh serta KRL Jabodetabek mengalami perubahan harga rata-rata 20,94 persen pada April. Setidaknya 21 kota merasakan dampak perubahan tarif moda transportasi ini. 
f.       Kemudian gula pasir, yang harganya naik 3,02 persen, dengan andil 0,02 persen terhadap inflasi bulan sebelumnya, kenaikan harga tersebut terjadi di 72 kota.
g.      Terakhir angkutan udara, yang tarifnya naik 2,98 persen dengan andil 0,02 persen. Meningkatnya permintaan memicu inflasi kelompok ini di 32 kota. 
2.      faktor lain yang mempengaruhi kegiatan investasi yang berasal dari dalam dari kegiatan investasi yaitu tingkat suku bunga. Berdasarkan teori yang telah ada hubungan antara tingkat suku bunga dengan kegiatan investasi adalah berhubungan negatif, maksudnya apabila tingkat suku bunga mengalami penurunan maka investasi akan mengalami peningkatan dan sebaliknya apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka investasi mengalami penurunan. Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan output / barang final.


3.      praktek inflasi jika dilihat dari adanya tekanan permintaan:
a.       Jika ekspor lebih besar dari pada impor, artinya penerimaan devisa meningkat, uang beredar dalam negeri semakin besar. Jumlah uang beredar yang bertambah akan menyebabkan tekanan terhadap inflasi.
b.      Jika pengeluaran pemerintah lebih besar dari pada pendapatan pemerintah dan mencetak uang adalah pilihan yang dilakukan untuk menutupi kekurangan tersebut maka tekanan terhadap inflasi akan terjadi.
c.       Jika kredit yang di berikan terhadap sektor swasta cukup besar maka tekanan terhadap inflasi juga terjadi.
4.      Inflasi desakan biaya (cost push inflation). Inflasi desakan biaya terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik. Seperti harga bahan baku, bahan bakar, ataupun upah pekerja didalam suatu perusahaan mengalami kenaikan. Naiknya biaya produksi mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah barang yang di tawarkan. Akibatnya, penawaran secara agregat berkurang dan tingkat harga secara umum menjadi naik. Kenaikan biaya produksi ini di pengaruhi oleh berbagai faktor yaitu karena adanya peningkatan harga komoditi yang diatur oleh pemerintah, dan juga karena menurunya nilai tukar uang yang di sebabkan karena banyaknya uang yang beredar di masyarakat. dan juga karena kenaikan atau peningkatan tingkat pendapatan jagi atau upah. Pendapatan yang tinggi kecendrungan seseorang untuk berbelanja misalnya pegawai-pegawai yang sudah menjadi PNS sehingga membuat perusahaan menaikan harga barang yang di tawarkan kepada produsen terutama bagi usaha-usaha swasta karena banyaknya pemintaan dalam sebuah ekonomi. Biasanya, peningkatan pendapatan pembeli terjadi ketika ekonomi mengalami pertumbuhan yang tinggi. Naiknya semua biaya produksi menyababkan sebuah perusahaan menjual barang dengan harga yang relatif tinggi dari penjualan sebelumnya.
 Inflasi dorongan biaya ini biasanya menyebabkan penawaran agregat berkurang naiknya biaya produksi disebabkan oleh naiknya harga input pokok. Misalnya kenaikan upah minimum provinsi (UPM) dan BBM akan menyebabkan biaya produk barang output sektor industri menjadi mahal, sehingga mengurangi penawaran agregat, sehingga inflasi akan disertai kontraksi ekonomi, sehingga jumlah output (PDB) menjadi lebih kecil.
Ada juga beberapa hal lain yang dapat mempengaruhi terjadinya inflasi yaitu peningkatan inflasi diimfor yaitu adanya peningkatan harga diluar negeri. Dimana  dalam sebuah negara melalui import terjadi kenaikan harga maka akan memberikan kesan kepada harga dalam negeri. Dan juga bisa disebabkan karena penurunan kadar pertukaran uang.