Monday 4 January 2016

Tugas 2 Manajemen Operasi

1.PT Mitra Persada. Memiliki 4 bhn bakudengan kebutuhan per tahun yaitu. IMP-1254 sebesar 80.000 unit, IMP-1177 sebesar 60.000 unit, IMP-0680 sebesar 50.000 unit, dan IMP-0783 sebesar 20.000 unit serta biaya simpan dan pengadaan spt pada table maka hitunglah jumlah ekonomis untuk pengadaan serta waktunya

No
Bahan Baku
P/order (Rp)
C/unit/tahun (Rp)
1
IMP-1254
40.000,00
400,00
2
IMP-1177
30.000,00
400,00
3
IMP-0680
10.000,00
250,00
4
IMP-0783
12.500,00
500,00
2.Jelaskan perbedaan konsep pull system dan push system dalam Just in Time
3. Jelaskan macam-macam pemborosan atau sesuatu yang tidak menambah nilai yang mungkin terjadi.


Jawaban
1.      IMP-1254        EOQ    = √(2 x 40.000 x 80.000 x 400)
            = 4000 unit
F          = 80.000 / 4000
            = 20 kali
IMP-1177        EOQ    = √(2 x 30.000 x 60.000 x 400)
                                    = 3000 unit
                        F          = 60.000 / 3000
                                    = 20 kali
IMP-0680        EOQ    = √(2 x 10.000 x 50.000 x 250)
                                    = 2000 unit
                        F          = 50.0000 / 2000
                                    = 25 kali
IMP-0783        EOQ    = √(2 x 12.500 x 20.000 x 500)
                                    = 1000 unit
                        F          = 20.000 / 1000
                                    = 20 kali

2.      Perbedaan konsep pull system dan push system dalam Just In Time yaitu, jika pada perusahaan dengan push system persediaan bahan dipersiapkan dan disimpan dalam gudang perusahaan sebelum bahan ini digunakan sebagai input dalam proses produksi. Maka tidak demikian dengan perusahaan yang menganut pull system. Pada perusahaan yang menganut sistem ini bahan yang didatangkan adalah sebatas yang diperlukan, jadi bahan yang didatangkan hari ini adalah sebatas kebutuhan bahan untuk proses pada hari ini.
3.      Macam - macam pemborosan atau sesuatu yang tidak menambah nilai yang mungkin terjadi (Afval):
a.       Penundaan, sering terdapat kejadian bahwa tahap proses berikutnya dalam sebuah proses produksi seharusnya sudah di mulai, tetapi karena adanya beberapa hal yang belum siap maka proses tersebut harus ditunda. Ketidakpastian suku cadang ataupun bagian yang diperlukan dalam suatu proses juga menjadi faktor penyebab terjadinya penundaan proses produksi.
b.      Pemrosesan tidak efisien, dalam pelaksanaan proses produksi masalah efisiensi selalu menjadi masalah yang cukup penting. Efisiensi diartikan sebagai perbandingan antara input-output sebaik-baiknya.
c.       Kegiatan atau gerakan tak perlu, walaupun dalam proses produksi perusahaan telah menyusun route sheet dan master schdule, tetapi pada pelaksanaan proses produksiyang ada keadaannya kadang kadang menjadi berbeda. Hal yang sering terjadi adalah para karyawan melakukan aktivitas yang seharusnya tidak diperlukan dalam kaitannya dengan proses produksi. Aktivitas ini biasanya dilakukan secara spontan karena merupakan kebiasaan dadi para karyawan walaupun sebenarnya tidak diperlukan dalam proses.
d.      Transportasi berlebihan, transportasi internal menjadi berlebihan manakala proses produksi tidak didukung dengan pengaturan tata letak fasilitas produksi yang benar. Aliran bahan, barang dalam proses, dan barang jadi sebenarnya dapat dipersingkat dengan melakukan penataan layout yang benar sesuai dengan proses produksi yang dilaksanakan.
e.       Produk gagal, kemungkinan terjadinya produk gagal dalam proses produksi selalu ada. Berbagai upaya preventif untuk mengurangi terjadinya produk gagal akan sangat membantu didalam upaya penekanan produk gagal sampai serendah mungkin, bahkan kalau bisa tidak ada lagi produk gagal didalam perusahaan.
f.       Produksi berlebihan, agar perusahaan tidak mengalami over produksi, perusahaan perlu menyusun perencanaan produksi dengan baik. Berapa jumlah unit produk yang akan di produksi sangat perlu untuk diperhitungkan dengan cermat.


No comments:

Post a Comment